Arsip Blog

Pengikut

Tampilkan postingan dengan label Agama. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Agama. Tampilkan semua postingan

Membaca Alquran Akan Masuk Kurikulum sekolah

Bengkulu (ANTARA News) - Dinas Pendidikan Provinsi Bengkulu akan memasukkan pelajaran membaca Alquran dengan metode Iqra` sebagai kurikulum muatan lokal sekolah dasar di daerah itu.

"Kami akan memasukkan pelajaran membaca Alquran dengan metode Iqra` dalam kurikulum muatan lokal di Sekolah Dasar yang dimulai pada tahun ajaran 2012/2013 agar murid dapat lancar membaca Alquran sejak usia dini," kata Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Bengkulu Yasarlin Sabtu.

Ia mengatakan, program Dinas Pendidikan Provinsi Bengkulu tersebut merupakan saran dari Pelaksana Tugas Gubernur Junaidi Hamsyah untuk meningkatkan kemahiran murid Sekolah Dasar dan sederajat dalam membaca Alquran.

"Program ini dilatarbelakangi atas keprihatinan masih banyak anak usia sekolah bahkan mahasiswa yang tidak bisa membaca Alquran dengan lancar, padahal Alquran bagi umat Islam wajib dibaca," katanya.

Angka buta baca Alquran di kalangan murid Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas sederajat di Provinsi Bengkulu saat ini mencapai 70 hingga 80 persen.

Adapun jumlah murid Sekolah Dasar saat ini sebanyak 255.240 orang, siswa Sekolah Menengah Pertama sebanyak 80.190 orang dan siswa Sekolah Menengah Atas sederajat sebanyak 64.549 orang.

Program tersebut saat ini masih dirancang oleh Dinas Pendidikan Provinsi Bengkulu yang akan bekerjasam dengan Kantor Wilayah Kemeterian Agama Provinsi Bengkulu untuk dapat diterapkan pada tahun depan.

Ia menambahkan, tujuan lain dimasukkannya membaca Alquran dalam kurikulum Sekolah Dasar dan sederajad yakni untuk pembinaan iman dan taqwa para murid sejak dini.

Mata pelajaran tersebut nantinya akan dimasukkan dalam nilai raport siswa sebagai syarat kenaikan kelas mereka.

Rencananya, pelajaran membaca Alquran dengan metode Iqra` buku jilid satu dan dua diberikan pada murid kelas satu Sekolah Dasar sederajat, buku jilid tiga dan empat untuk murid kelas dua serta buku jilid lima dan enam untuk murid kelas tiga.

"Sebelum program tersebut direalisasikan, kami akan mengadakan seminar dengan para guru-guru Sekolah Dasar dan sederajat di seluruh Provinsi Bengkulu," katanya. (*)
(ANT-213/M027) 


source : antaranews.com

Dengan Jamaah Mana Anda Menggabungkan diri ?

Di Indonesia ramai aktivis dakwah melakukan amal Islami dengan berbagai wadah. Wadah yang berbentuk Jamaah itu, karenanya menjadi tempat berhimpun para aktivis dakwah. Para aktivis dakwah memilih masuk ke dalam sebuah Jamaah, tentu disertai dengan berbagai alasan dan pendapat.

Di dalam al-Qur'an terdapat ayat-ayat yang mewajibkan bergabung dalam sebuah Jamaah. Jamaah adalah sarana (wasilah) bukan tujuan (ghoyah), yang akan menjadi tempat berhimpunnya para aktivis dakwah, secara bersama-sama melakukan amal jama'i, dan dilandasi nilai-nilai Rabbaniyah, ruhul ukhuwah dan mahabbah (cinta) yang mendalam, dan memiliki komitmen bersama mencapai cita-cita tujuan.

Tetapi, banyak aktivis dakwah yang berhimpun dalam Jamaah terjangkiti berbagai "penyakit", dan berhimpunnya para aktivis dakwah ke dalam Jamaah, justru melahirkan berbagai fitnah. Adakah ini kesalahan manhaj (methode) dakwahnya atau para aktvisnya yang meninggalkan manhaj yang menjadi thoriqoh (jalan) gerakannya. Sehingga, potensi-potensi yang dimiliki para aktivis dakwah menjadi mubazir, dan kemudian terpecah-pecah ke dalam firqoh-firqoh.

Maka, kenalilah Jamaah yang memiliki kriteria yang kebaikannya bersifat menyeluruh, dan bisa menjadi sarana dalam menegakkan agama Allah (dinullah), bukan menjadi sarana yang melahirkan firqoh-firqoh, atau hanya menjadi sarana memupuk ambsisi pribadi. Inilah kriteria Jamaah yang sempurna itu :

Pertama, Jamaah yang sempurna itu, yang menjadi ahdaf (tujuannya) yakni menerapkan syari'at dan manhaj Allah di muka bumi. (QS : al-An'am : 57)


Kedua, Jamaah yang sempurna itu, yang melandaskan setiap ucapan dan perbuatannya, karena Allah semata. (QS : al-An'am : 162-163)

Ketiga, Jamaah yang sempurna itu, yang melepaskan semua bentuk wala' (loyalitas) kecuali kepada Allah semata. (QS : al-Maidah : 55)

Keempat, Jamaah yang sempurna itu, yang menganut paham yang lurus terhadap Islam, tidak ghuluw (ekstrim), dan tidak pula tafriith (meremehkan). Melaksanakan syari'atnya secara integral. (QS : al-Baqarah : 208)
Kelima, Jamaah yang sempurna itu, amal yang pertama kali dilakukan harus berorientasi pada pembentukan pribadi muslim yang menghimpun sikap-sikap baik, dan jauh dari sikap tercela, serta berusaha memperoleh pertolongan kemenangan dari Allah semata. (QS : ar-Ra'd : 11, dan QS : asy-Syam : 9-10)

Keenam, Jamaah yang sempurna itu, yang memiliki sifat universal dalam upaya menerapkan nilai-nilai pribadi muslim, yaitu dengan bentuk penyebaran ke semua lapisan masyarakat bahkan seluruh penjuru dunia. (QS : al-Anbiya : 107)

Ketujuh, Jamaah yang sempurna itu, yang senantiasa mengikat diri dengan adanya kesatuan wihdah, baik itu pola pikir yang satu, hati yang satu, ruh yang satu, perasaan yang satu, sekalipun mereka berbeda-beda latarbelakang. (QS : al-Imran : 103)

Kesembilan, Jamaah yang sempurna itu, yang senantiasa berpijak diatas tahapan yang benar, teliti, dan terbina yang bersifat kontinu, serta bertolak dari pemahaman yang lurus akan realitasnya. (QS : at-Taubah : 105)

Kesepuluh, Jamaah yang sempurna itu, yang senantiasa memelihara langkah-langkah prioritas dalam beramal, yaitu tatkala sebuah Jamaah mengalami kesulitan dari para penguasa. Mereka harus mendahulukan hal-hal yang ushuul (prinsip) diatas masalah furuu' (cabang), memprioritaskan yang wajib daripada yang sunnah, serta menyegerakan hal-hal yang telah disepakati daripada yang masih diperselisihkan. Ini seperti yang dilakukan Rasulullah Shallahu alaihi wassalam, ketika beliau mengutamakan upaya menghancurkan berhala-berhala yang bercokol di dalam jiwa manusia, sebelum beliau menghancurkan berhala yang berwujud patung yang mengililingi Ka'bah.

Kesebelas, Jamaah yang sempurna itu, Jamaah yang tidak boleh meremehkan dan menyepelekan masalah ushuul (prinsip) yang sudah disepakati, disertai dengan sikap yang toleran terhadap masalah yang furuu'. Dengan demikian membuka pintu kerjasama dengan antr semua aktivis.

Keduabelas, Jamaah yang sempurna itu, Jamaah yang memiliki suatu manhaj (sistem)  yang jelas langkahnya dan orientasinya, yakni sebuah Jamaah yang dapat membawa anggotanya selangkah demi  selangkah  ke tahapan berikutnya, dan menuju ahdaf (tujuan) yang dicita-citakannya.

Ketigabelas, Jamaah yang sempurna itu, Jamaah yang harus sudah teruji keteguhan dan kesabarannya dalam menempuh jalan kesulitan diatas jalan dakwah yang dilaluinya. Mereka telah dibenturkan dengan suatu yang sangat menakutkan dan telah matang dalam ujian dan cobaan. (QS : Muhammad : 31)

Keempatbelas, Jamaah yang sempurna itu, Jamaah yang telah menempuh perjalanan yang panjang dalam beramal, sehingga ia telah matang dan kaya akan pengalaman diatas jalan yang ditempuhnya. Dengan demikian, manusia yang berjalan bersamanya dapat mengorbankan kesungguhan, waktu, dan harta secara menyeluruh.
Kelimabelas, Jamaah yang sempurna itu, Jamaah yang ditempuhnya perlahan, tapi pasti, dan tidak tergesa-gesa (isti'jaal) dalam mencapai tujuan. (QS : Ahqaaf : 35)

Keenambelas, Jamaah yang sempurna itu, di dalam Jamaah itu terdapat orang yang mampu untuk membimbing serta mampu melaksanakan setiap amal, dan menetapkan masalah sesuai dengan proporsinya.

Ketujuhbelas, Jamaah yang sempurna itu, Jamaah yang memiliki sikap teliti dan selektif dalam memilih para aktivisnya agar perjalanannya dapat bersih dari orang-orang yang menangguhkan suatu amal. (QS : an-Nisaa' : 102)

Jika kita menemukan kriteria-kriteria seperti diatas, maka kiranya hendaklah berhimpun bersama Jamaah itu. Berikan seluruh potensi yang kita miliki bersama dengan Jamaah itu, meraih kemenangan yang dijanjikan Allah Rabbul Alamin.

Bersama dengan Jamaah yang memiliki kriteria seperti diatas, yang akan membahagiakan kehidupan kita, kelak di hadapan Allah Azza wa Jalla. 

Jangan sia-siakan umur dan amal kita, berhimpun dengan berbagai "firqoh" yang menyatakan dirinya "Jamaah", tetapi justru, membuat kita semakin jauh dari ridho-Nya. Wallahu'alam.

source : eramuslim.com

Berburu Lailatul Qadar

Berburu Lailah al Qodr, Meraih Fitrah
Oleh : M. Junaidi Sahal
Tahun lalu, pada Ramadhan penuh berkah, pada malam-malam ganjilnya, sepuluh hari terakhir, sungguh penuh kenangan manis yang indah dan tak terlupakan. Pada malam-malam ganjil tersebut, sejak malam ke-21 hingga malam ke-25, banyak sekali ikhwa’/saudara seiman yang bergabung untuk beri’tikaf bersama di masjid-masjid jami’. Namun, semangat berburu lailatul qodr mengalami penurunan pada malam ke-27, dan menurun drastis pada malam ke-29, minimal hal itu bisa dilihat dari peserta i’tikaf yang mulai berkurang di berbagai masjid dikarenakan euphoria lebaran dan tradisi mudik telah menenggalamkan semangat berburu lailatul qodr pada malam-malam terakhir Romadlon tersebut.
Lailatul Qodr… Apakah itu ? Kapan terjadinya? Bagaimana meraihnya?Untuk apa diburu?. Tulisan singkat ini akan memaparkan jawabannya.
Dalam bahasa Al Qur’an, pertanyaan tentang lailatul qodr diungkap dengan redaksi “ Wa maa adraaka maa lailatul qodr”. Dan redaksi tersebut tidak digunakan oleh Al Qur’an kecuali menyangkut hal-hal besar dan hebat yang terkadang tidak mudah diketahui hakekatnya, seperti wa ma adraka mal qori’ah, wa ma adrakamahiyah, wa ma adrakamal huthomah dan sebagainya. Lihatlah semua pertanyaan dengan redaksi tersebut mempertanyakan sesuatu yang dahsyat dan terkadang sulit diketahui hakekatnya kecuali atas bantuan info dariAlloh ‘Azza wa Jalla.
Dan ketika pertanyaan tentang lailatul qodr juga menggunakan redaksi yang sama,maka itu adalah menunjukkan kehebatan dan kedalaman hakekatnya. Dan Alloh telah menjelaskan hakekatnya bahwa malam al qodr itu adalah malam yang sangat mulia, karena di malam itu bertepatan Al Qur’an turun sebagaimana Nabi SAW yang sangat mulia karena telah membawanya turun di hati manusia.Begitu mulianya sehingga yang beribadah di malam tersebut, nilai pahalanya setara dengan seribu bulan atau banyak sekali. Dan siapapun yang sebelumnya tidak memiliki kedudukan tinggi, akan mendapatkan kemuliaan apabila pada malam itu, mereka dengan khusyu’ beribadah seraya mengakui dosa-dosanya serta bertekad tidak mengulanginya lagi. Inilah makna pertama dari al qodr yaitu kemuliaan.
Yang kedua ada pula yang memaknai al qodr dengan penetapan. Malam al qodr adalah malam penetapan Alloh atas perjalanan hidup hambaNya setelah mendapatkan keteguhan jiwa untuk perjalanan hidupnya selama setahun.Sehingga siapapun yang telah beruntung mendapatkan malam al qodr berarti hati dan jasmaninya telah ditetapkan sebagai manusia yang bertakwa kepada Alloh.Dan dengan takwa itu seseorang dapat meraih fithrah/kesucian dalam hidupnya.
Yang ketiga, al qodr bisa bermakna sempit, yaitu pada malam tersebut ,berjuta-juta malaikat turun, sehingga bumi sangat dipenuhi oleh mereka seolah sempit. Ketika bumi telah penuh sesak oleh malaikat, maka setan dan iblis akan merasa sempit dan kesulitan untuk menjalankan tugas rutinnya, maka jadilah malam itu sangat berkah dan mulia bagi siapapun yang hendak meraih fitrah dalam hidupnya.Karena yang ada pada malam tersebut hanyalah kebajikan yang bersumber dari cahaya hati para malaikat.Yang kemudian merasuk kedalam hati manusia yang di malam itu berdzikir dan bermunajat kepada Alloh.
Karena makna-makna itulah malam al qodr banyak diburu orang-orang beriman.Bagi mereka,kehidupannya harus selalu berubah ke arah yang lebih baik yaitu kehidupan yang penuh fithrah dan keberkahan.Dan malam itu adalah momentum yang paling tepat untuk memulai perubahan tersebut.Banyak orang demi meraih kesempatan itu rela meninggalkan kenikmatan dunia yang selama ini mereka rasakan yaitu dengan sedikit tidur dan di waktu sahur atau penghujung malam mereka beristighfar kepadaNya.Inilah amalan yang di anjurkan Alloh dalam QS.Adz Dzariyat 17-18.Jadi,jika anda menginginkan kesempatan itu maka jangan banyak tidur dan dalam jaganya perbanyaklah istighfar kepadaNya serta ibadah lainnya.Dan akan lebih indah jika anda mengajak keluarga sekalian.
Malam al qodr itu dirahasiakan oleh Alloh SWT, dan nabi saw hanya memberikan petunjuk kepada ummatnya untuk berburu dan meraih fitrahnya pada malam-malam ganjil, sepuluh hari terakhir bulan Ramadlan. Namun,pada sebagian orang semangat berburu itu hanya berada pada awal malam-malam ganjil saja. Mereka di awal sangat bersemangat bahkan juga mengajak keluarganya untuk beri’tikaf di masjid. Tetapi ketika pada malam-malam terakhir yaitu misalnya malam ke-29, hampir semua masjid mengalami penyusutan peserta I’tikaf. Dan justru keramaian beralih di mal-mal dan supermarket pada plaza-plaza kota ,mereka tenggelam pada semangat menyambut lebaran dan lupa kebajikan di malam al qodr tersebut.
Banyak hadis atau riwayat dari nabi saw yang menyatakan bahwa penilaian Alloh swt terhadap kebajikan selalu pada hal-hal yang terakhir. Misalnya, kita dianjurkan untuk memohon kepadaNya agar husnal khotimah (akhir kehidupan yang baik), bukan awal kehidupan yang baik (husnal awwal). Atau ada hadis yang berbunyi,”man mata fi akhiri kalimatihi La ilaha illallah dakholal jannah, barangsiapa yang mati dan di akhir kalimatnya (sebelum kematian) berkata la ilaha ilallah, maka ia masuk surga. Perhatikan hadis tersebut, yang membuatnya masuk surga adalah kalimat yang terakhir. Demikian juga, pada malam hari adalah waktu yang baik untuk berdoa, tapi sepertiga yang terakhir di malam hari adalah waktu yang terbaik untuk berdoa.Dan sedurhakanya manusia kepada Alloh namun di akhir hayatnya ia bertaubat dan berbuat kebajikan untuk makhluk lainnya maka ia akan masuk surga,namun sebaliknya se ustad apapun dalam hidupnya jika di akhir hayatnya ia murtad dari islam – na’uzdu billah – maka akan masuk neraka. Dan banyak contoh lainnya.
Dari kajian tersebut tentang penilaian Alloh atas kebajikan terkait dengan hal-hal yang diakhir, maka penulis mengira dan menduga dengan kuat bahwa lailatul qodr pun ada di akhir pada malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir di bulan Ramadlan.
Pada saat banyak hamba-hamba yang beriman mengalami penurunan semangat untuk berburu malam al qodr karena sibuk dengan urusan dunia yang terkait lebaran atau tradisi mudik, justru disitulah Alloh menetapkan malam kemuliaan tersebut.
Oleh karena itu, kita harus benar-benar berburu dengan semangat tinggi hingga malam terakhir pada bulan suci Ramadlan supaya mendapatkan kemuliaan dan keberkahan malam al qodr itu.Konon,Nabi pun beri’tikaf hingga malam lebaran,dan beliau baru keluar masjid ketika akn melaksanakan sholat ‘id di tanah lapang pada pagi harinya.Bahkan kita akan mendapatkan ucapan salam mesra dari para malaikatNya, yang pada malam itu turun. Dan konon, efek salam mereka bagi yang mendapatkannya akan memunculkan ketenangan jiwa (salam, damai) hingga munculnya cahaya fajar dari barat (kiamat),artinya, efek itu akan terasa hingga kita di bangkitkan dari alam kubur. Dan pula, siapapun yang mendapatkan kemuliaan tersebut, akan mendapatkan fitrah, kesucian hati dan selalu berbahagia dihari yang fitri yaitu hari kemenangan atas kekuatan syetan. Amin.
Wallahu a’lam
sumber : dar-alkayyis.com

Foto-Foto Peninggalan Nabi Muhammad S.A.W !

(Foto-foto ini kebanyakan adalah koleksi yang tersimpan dari berbagai tempat di beberapa negara: Museum Topkapy di Istambul Turki, Yordania, Irak dan negara-negara Timur Tengah lainnya. Selamat merasakan kelezatan menatap peninggalan-peninggalan ini. Semoga kerinduan kita semakin memuncak kepada sang Nabi Agung, sang kekasih Allah …)
1. SALAH SATU BAJU GAMIS YG DI KENAKAN NABI MUHAMMAD S.A.W


2.JUBAH NABI MUHAMMAD S.A.W

3.CAP SURAT NABI SAW

4.MANGKUK TEMPAT MINUM NABI

5.KUNCI KA'BAH MASA ROSULULLOH

6.JEJAK KAKI ROSULULLOH

7.BEBERAPA HELAI RAMBUT ROSULULLOH S.A.W

8.GIGI NABI MUHAMMAD S.A.W

9.KOTAK TEMPAT GIGI ROSULULLOH

10.PEDANG-PEDANG NABI MUHAMMAD S.A.W

Beberapa Alasan Mengapa Islam Turun di Tanah Arab

Bismilahirrahmanirrahim
Para penulis sirah nabawiyah seperti Syeikh Dr. Said Ramadhan Al-Buthi dan beberapa ulama lainnya memang pernah menuliskan apa yang anda tanyakan. Yaitu tentang beberapa rahasia dan hikmah di balik pemilihan Allah SWT atas jazirah arabia sebagai bumi pertama yang mendapatkan risalah Islam.
Rupanya turunnya Islam pertama di negeri arab bukan sekedar kebetulan. Juga bukan semata karena di sana ada tokoh paling jahat semacam Abu Jahal cs. Namun ada sekian banyak skenario samawi yang akhir-akhir ini mulai terkuak. Kita di zaman sekarang ini akan menyaksikan betapa rapi rencana besar dan strategi Allah jangka panjang, sehingga pilihan untuk menurunkan risalah terakhir-Nya memang negeri Arabia.
Meski tandus, tidak ada pohon dan air, namun negeri ini menyimpan banyak alasan untuk mendapatkan kehormatan itu. Beberapa di antaranya yang bisa kita gali adalah:
I. Di Jazirah Arab Ada Rumah Ibadah Pertama
Tanah Syam (Palestina) merupakan negeri para nabi dan rasul. Hampir semua nabi yang pernah ada di tanah itu. Sehingga hampir semua agama dilahirkan di tanah ini. Yahudi dan Nasrani adalah dua agama besar dalam sejarah manusia yang dilahirkan di negeri Syam.
Namun sesungguhnya rumah ibadah pertama di muka bumi justru tidak di Syam, melainkan di Jazirah Arabia. Yaitu dengan dibangunnya rumah Allah (Baitullah) yang pertama kali di tengah gurun pasir jazirah arabia.
Rumah ibadah pertama itu menurut riwayat dibangun jauh sebelum adanya peradaban manusia. Adalah para malaikat yang turun ke muka bumi atas izin Allah untuk membangunnya. Lalu mereka bertawaf di sekeliling ka'bah itu sebagai upaya pertama menjadikan rumah itu sebagai pusat peribadatan umat manusia hingga hari kiamat menjelang.
Ketika Adam as diturunkan ke muka bumi, beliau diturunkan di negeri yang sekarang dikenal dengan India. Sedangkan isterinya diturunkan di dekat ka'bah. Lalu atas izin Allah keduanya dipertemukan di Jabal Rahmah, beberapa kilometer dari tempat dibangunnya ka'bah.
Maka jadilah wilayah sekitar ka'bah itu sebagai tempat tinggal mereka dan ka'bah sebagai tempat pusat peribadatan umat manusia. Dan di situlah seluruh umat manusia berasal dan di tempat itu pula manusia sejak dini sudah mengenal sebuah rumah ibadah.
Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT:
Sesungguhnya rumah yang pertama dibangun untuk manusia beribadah adalah rumah yang di Bakkah (Makkah) yang diberkati dan menjadi petunjuk bagi manusia. (QS. Ali Imran: 96)
II. Jazirah Arabia Adalah Posisi Strategis
Bila kita cermati peta dunia, kita akan mendapati adanya banyak benua yang menjadi titik pusat peradaban manusia. Dan Jazirah Arabia terletak di antara tiga benua besar yang sepanjang sejarah menjadi pusat peradaban manusia.
Sejak masa Rasulullah SAW, posisi jazirah arabia adalh posisi yang strategis dan tepat berada di tengah-tengah dari pusat peradaban dunia.
Bahkan di masa itu, bangsa Arab mengenal dua jenis mata uang sekaligus, yaitu dinar dan dirham. Dinar adalah jenis mata uang emas yang berlaku di Barat yaitu Romawi dan Yunani. Dan Dirham adalah mata uang perak yang dikenal di negeri timur seperti Persia. Dalam literatur fiqih Islam, baik dinar maupun dirham sama-sama diakui dan dipakai sebagai mata uang yang berlaku.
Ini menunjukkan bahwa jazirah arab punya akses yang mudah baik ke barat maupun ke timur. Bahkan ke utara maupun ke selatan, yaitu Syam di utara dan Yaman di Selatan.
Dengan demikian, ketika Muhammad SAW diangkat menjadi nabi dan diperintahkan menyampaikannya kepada seluruh umat manusia, sangat terbantu dengan posisi jazirah arabia yang memang sangat strategis dan tepat berada di pertemuan semua peradaban.
Kita tidak bisa membayangkan bila Islam diturunkan di wilayah kutub utara yang dingin dan jauh dari mana-mana. Tentu akan sangat lambat sekali dikenal di berbagai peradaban dunia.
Juga tidak bisa kita bayangkan bila Islam diturunkan di kepulauan Irian yang jauh dari peradaban manusia. Tentu Islam hingga hari ini masih mengalami kendala dalam penyebaran.
Sebaliknya, jazirah arabia itu memiliki akses jalan darat dan laut yang sama-sama bermanfaat. Sehingga para dai Islam bisa menelusuri kedua jalur itu dengan mudah.
Sehingga di abad pertama hijriyah sekalipun, Islam sudah masuk ke berbegai pusat peradaban dunia. Bahkan munurut HAMKA, di abad itu Islam sudah sampai ke negeri nusantara ini. Dan bahkan salahseorang shahabat yaitu Yazid bin Mu'awiyah ikut dalam rombongan para dai itu ke negeri ini dengan menyamar.
III. Kesucian Bangsa Arab
Stigma yang selama ini terbentuk di benak tiap orang adalah bahwa orang arab di masa Rasulullah SAW itu jahiliyah. Keterbelakangan teknologi dan ilmu pengetahuan dianggap sebagai contoh untuk menjelaskan makna jahiliyah.
Padahal yang dimaksud dengan jahiliyah sesungguhnya bukan ketertinggalan teknologi, juga bukan kesederhanaan kehidupan suatu bangsa. Jahiliyah dalam pandangan Quran adalah lawan dari Islam. Maka hukum jahiliyah adalah lawan dari hukum Islam. Kosmetik jahiliyah adalah lawan dari kosmetik Islam. Semangat jahiliyah adalah lawan dari semangat Islam.
Bangsa arab memang sedikit terbelakang secara teknologi dibandingkan peradaban lainnya di masa yang sama. Mereka hidup di gurun pasir yang masih murni dengan menghirup udara segar. Maka berbeda dengan moralitas maknawiyah bangsa lain yang sudah semakin terkotori oleh budaya kota, maka bangsa arab hidup dengan kemurnian niloai kemanusiaan yang masih asli.
Maka sifat jujur, amanah, saling menghormati dan keadilan adalah ciri mendasar dari watak bangsa yang hidup dekat dengan alam. Sesuatu yang telah sulit didapat dari bangsa lain yang hidup di tengah hiruk pikuk kota.
Sebagai contoh mudah, bangsa Arab punya akhlaq mulia sebagai penerima tamu. Pelayanan kepada seorang tamu yang meski belum dikenal merupakan bagian dari harga diri seorang arab sejati. Pantang bagi mereka menyia-nyiakan tamu yang datang. Kalau perlu semua persediaan makan yang mereka miliki pun diberikan kepada tamu. Pantang bagi bangsa arab menolak permintaan orang yang kesusahan. Mereka amat menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan yang paling dasar.
Ketika bangsa lain mengalami degradasi moral seperti minum khamar dan menyembah berhala, bangsa arab hanyalah menjadi korban interaksi dengan mereka. 360 berhala yang ada di sekeliling ka'bah tidak lain karena pengaruh interaksi mereka dengan peradaban barat yang amat menggemari patung. Bahkan sebuah berhala yang paling besar yaitu Hubal, tidak lain merupakan sebuah patung yang diimpor oleh bangsa Arab dari peradaban luar. Maka budaya paganisme yang ada di arab tidak lain hanyalah pengaruh buruk yang diterima sebagai imbas dari pergaulan mereka dengan budaya romawi, yunani dan yaman.
Termasuk juga minum khamar yang memabukkan, adalah budaya yang mereka import dari luar peradaban mereka.
Namun sifat jujur, amanah, terbuka dan menghormati sesama merupakan akhlaq dan watak dasar yang tidak bisa hilang begitu saja. Dan watak dasar seperti ini dibutuhkan untuk seorang dai, apalagi generasi dai pertama.
Mereka tidak pernah merasa perlu untuk memutar balik ayat Allah sebagaimana Yahudi dan Nasrani melakukannya. Sebab mereka punya nurani yang sangat bersih dari noda kotor. Yang mereka lakukan adalah taat, tunduk dan patuh kepada apa yang Allah perintahkan. Begitu cahaya iman masuk ke dalam dada yang masih bersih dan suci, maka sinar itu membentuk proyeksi iman yang amal yang luar biasa. Berbeda dengan bani Israil yang dadanya sesat dengan noda jahiliyah, tak satu pun ayat turun kecuali ditolaknya. Dan tak satu pun nabi yang datang kecuali didustainya.
Bangsa Arab tidak melakukan hal itu saat iman sudah masuk ke dalam dada. Maka ending sirah nabawiyah adalah ending yang paling indah dibandingkan dengan nabi lainnya. Sebab pemandangannya adalah sebuah lembah di tanah Arafah di mana ratusan ribu bangsa arab berkumpul melakukan ibadah haji dan mendengarkan khutbah seorang nabi terakhir. Sejarah rasulullah berakhir dengan masuk Islamnya semua bangsa arab. Bandingkan dengan sejarah kristen yang berakhir dengan terbunuhnya (diangkat) sang nabi. Atau yahudi yang berakhir dengan pengingkaran atas ajaran nabinya.
Hanya bangsa yang hatinya masih bersih saja yang mampu menjadi tiang pancang peradaban manusia dan titik tolak penyebar agama terakhir ke seluruh penjuru dunia.
VI. Faktor Bahasa
Sudah menjadi ketetapan Allah SWT untuk mengirim nabi dengan bahasa umatnya. Agar tidak terjadi kesalahan dalam komunikasi antara nabi dan umatnya.
Namun ketika semua nabi telah terutus untuk semua elemen umat manusia, maka Allah menetapkan adanya nabi terakhir yang diutus untuk seluruh umat manusia. Dan kelebihannya adalah bahwa risalah yang dibawa nabi tersebut akan tetap abadi terus hingga selesainya kehidupan di muka bumi ini.
Untuk itu diperlukan sebuah bahasa khusus yang bisa menampung informasi risalah secara abadi. Sebab para pengamat sejarah bahasa sepakat bahwa tiap bahasa itu punya masa eksis yang terbatas. Lewat dari masanya, maka bahasa itu akan tidak lagi dikenal orang atau bahkan hilang dari sejarah sama sekali.
Maka harus ada sebuah bahasa yang bersifat abadi dan tetap digunakan oleh sejumlah besar umat manusia sepanjang masa. Bahasa itu ternyata oleh pakar bahasa adalah bahasa arab, sebagai satu-satunya bahasa yang pernah ada dimuka bumi yang sudah berusia ribuan tahun dan hingga hari ini masih digunakan oleh sejumlah besar umat manusia.
Dan itulah rahasia mengapa Islam diturunkan di arab dengan seorang nabi yang berbicara dalam bahasa arab. Ternyata bahasa arab itu adalah bahasa tertua di dunia. Sejak zaman nabi Ibrahim as bahasa itu sudah digunakan. Bahkan sebagian ulama berpendapat bahwa bahasa arab adalah bahasa umat manusia yang pertama.
Logikanya sederhana, karena ada sebuah hadits yang menyebutkan bahwa bahasa ahli surga adalah bahasa arab. Dan asal-usul manusia juga dari surga, yaitu nabi Adam dan isterinya Hawwa yang keduanya pernah tinggal di surga. Wajar bila keduanya berbicara dengan bahasa ahli surga. Ketika keduanya turun ke bumi, maka bahasa kedua 'alien' itu adalah bahasa arab, sebagai bahasa tempat asal mereka. Dan ketika mereka berdua beranak pinak, sangat besar kemungkinannya mereka mengajarkan bahasa surga itu kepada nenek moyang manusia, yaitu bahasa arab.
Sebagai bahasa yang tertua di dunia, wajarlah bila bahasa arab memiliki jumlah kosa kata yang paling besar. Para ahli bahasa pernah mengadakan penelitian yang menyebutkan bahwa bahasa arab memiliki sinonim yang paling banyak dalam penyebutan nama-nama benda. Misalnya untuk seekor unta, orang arab punya sekitar 800 kata yang identik dengan unta. Untuk kata yang identik dengan anjing ada sekitar 100 kata.
Maka tak ada satu pun bahasa di dunia ini yang bisa menyamai bahasa arab dalam hal kekayaan perbendaharaannya. Dan dengan bahasa yang lengkap dan abadi itu pulalah agama Islam disampaoikan dan Al-Quran diturunkan.
V. Arab Adalah Negeri Tanpa Kemajuan Material Sebelumnya
Seandainya sebelum turunnya Muhammad SAW bangsa arab sudah maju dari sisi peradaban materialis, maka bisa jadi orang akan menganggap bahwa Islam hanyalah berfungsi pada sisi moral saja. Orang akan beranggapan bahwa peradaban Islam hanya peradaban spritualis yang hanya mengacu kepada sisi ruhaniyah seseorang.
Namun ketika Islam diturunkan di jazirah arabia yang tidak punya peradaban materialis lalu tiba-tiba berhasil membangun peradana materialis itu di seluruh dunia, maka tahulah orang-orang bahwa Islam itu bukanlah makhluq sepotong-sepotong. Mereka yakin bahwa Islam adalah sebuah ajaran yang multi dimensi. Islam mengandung masalah materi dan rohani.
Ketika sisi aqidah dan fikrah bangsa Arab sudah tertanam dengan Islam, ajaran Islam kemudian mengajak mereka membangun peradaban materialis yang menakjubkan dalam catatan sejarah manusia. Pusat-pusat peradaban berhasil dibangun bangsa-bangsa yang masuk Islam dan menjadikan peradaban mereka semakin maju.
Logikanya, bila di tanah gersang padang pasir itu bisa dibangun peradaban besar dengan berbekal ajaran Islam, maka tentu membangun peradaban yang sudah ada bukan hal sulit.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Copyright © BAGANAL - All Rights Reserved
Template Craeted by : Agoengsang
Proudly Powered by Blogger