Arsip Blog

Pengikut

Tampilkan postingan dengan label Manajemen diri. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Manajemen diri. Tampilkan semua postingan

Kenapa kita Selalu melihat Kebahagiaan Orang Lain ?


"Kita melihat kebahagiaan itu
seperti pe
langi., tidak pernah berada
di atas kepa
la kita sendiri, tetapi selalu
berada di atas kepa
la orang lain".
(Thomas Hardy).

Sudah menjadi fitrah manusia untuk selalu merasa kurang dan iri dengan kebahagiaan orang lain. Ketika ada orang lain yang sedang berbahagia, kita sering merasa iri dan merasa seolah-olah kita adalah orang yang tidak pernah berbahagia. Padahal, Allah itu Maha Adil, Dia menciptakan kebahagiaan dan penderitaan kepada masing-masing manusia. Semua telah mendapat bagian dan porsinya secara adil. Sekali lagi, menjadi bahagia adalah tentang merasa bahagia. Dan, merasa bahagia adalah sebuah pilihan. Kini, saatnya kita lebih memperhatikan dan mensyukuri kebahagiaan yang telah kita terima. Menikmati dan mensyukuri segala anugerah dan kebahagiaan yang telah Anda terima, itulah kebahagiaan.

Sebab dan Akibat Masalah Keluarga

Anggota keluarga yang datang untuk konseling biasanya memerlukan bantuan karena krisis yang tidak dapat mereka tangani sendiri. Krisis tersebut dapat dilihat dari persamaan berikut ini:
abc=x
a = peristiwa atau situasi yang membuat stres
b = sumber-sumber kekuatan dalam keluarga
c = cara anggota keluarga memandang situasi yang terjadi
Secara bersama-sama, ketiga poin tersebut menentukan keseriusan krisis yang mereka alami, yaitu x.
Dari gambaran di atas, konseling keluarga akan mencakup:
  1. membantu anggota keluarga mengurangi stres/tekanan,
  2. memberikan cara bagaimana menangani krisis dengan lebih baik,
  3. menolong melihat situasi dari sudut pandang yang baru atau berbeda.
Pendekatan kepada setiap keluarga harus dilakukan secara berbeda- beda karena setiap tekanan yang dialami setiap keluarga adalah unik. Setiap keluarga juga mempunyai kemampuannya sendiri-sendiri dalam mempelajari ketrampilan baru untuk mengatasinya, karena masing- masing anggota keluarga mempunyai tingkat kematangan spiritual dan emosi yang berbeda.
Karena keunikan ini, maka tidak mudah merangkum penyebab-penyebab dari masalah keluarga dalam beberapa kalimat saja. Namun bagi kebanyakan keluarga, beberapa faktor di bawah ini adalah penyebab masalah keluarga yang seringkali timbul:
1. Kurangnya kemampuan berinteraksi antar pribadi dalam menanggulangi masalah.
Dalam usahanya untuk menghadapi masa transisi dan krisis, banyak keluarga mengalami kesulitan menangani karena kurangnya pengetahuan, kemampuan, dan fleksibilitas untuk berubah. Menurut seorang konselor yang berpengalaman, keluarga yang mengalami kesulitan beradaptasi seringkali berkutat pada halangan-halangan yang ada dalam keluarga -- yaitu sikap dan tingkah laku yang manghambat fleksibilitas dan menghalangi penyesuaian kembali dengan situasi yang baru. Jenis halangan-halangan tersebut dapat muncul dengan tipe yang berbeda- beda:

  • Halangan dalam komunikasi timbul jika masing-masing anggota keluarga tidak tahu bagaimana mereka harus membagikan perasaan mereka dengan anggota keluarga lainnya atau bagaimana mengungkapkan perasaan mereka dengan jelas. Beberapa keluarga mempunyai topik-topik pembicaraan yang dianggap tabu. Mereka tak pernah membicarakan tentang uang, seks, hal-hal rohani, atau perasaan mereka. Sementara itu keluarga yang lain tak pernah tertawa selama mereka di rumah, jarang berbicara tentang apa yang mereka pikirkan, tidak dapat mendengarkan orang lain, atau tidak dapat berkomunikasi tanpa berteriak atau tanpa menggunakan sarkasme dan bentuk-bentuk komunikasi lain yang merusak. Ada juga keluarga yang menyampaikan pesan ganda, kata-kata mereka mengungkapkan satu hal tetapi tindakan mereka berkata lain. Hal yang sulit bagi sebuah keluarga untuk menghadapi krisis adalah jika masing-masing dari anggota keluarga tidak dapat berkomunikasi secara efektif.
  • Halangan dalam hal keakraban/kedekatan merupakan ciri dari keluarga yang mempunyai hubungan yang tidak erat satu sama lain. Kadang-kadang anggota keluarga merasa takut untuk bersikap akrab. Mereka jarang meluangkan waktu untuk bersama-sama, tidak saling percaya atau tidak menghormati anggota keluarga yang lain, jarang berbagi masalah, dan punya kesulitan dalam menangani krisis karena mereka tidak pernah belajar untuk bekerjasama dengan akrab.
  • Halangan dalam hal aturan keluarga yang tidak tertulis, bahkan seringkali tidak dikatakan, namun biasanya merupakan hukum-hukum yang diterima tentang siapa tidak boleh melakukan apa. Hampir semua keluarga tidak mempunyai aturan yang baku sehingga hal ini seringkali membingungkan terutama bagi anak-anak. Ada juga keluarga yang mempunyai aturan yang kaku sehingga menghambat pertumbuhan individu-individu dalam keluarga. Keluarga yang religius, keluarga yang ingin maju secara sosial, keluarga yang mempunyai paling sedikit satu anggota tetap, keluarga militer, dan beberapa keluarga minoritas lainnya diidentifikasikan sebagai keluarga yang seringkali mempunyai aturan kuat yang dapat mencegah fleksibilitas, mengabaikan sumber-sumber pertolongan dari luar, dan menghambat kemampuan untuk mengatasi masalah pada saat-saat tekanan terjadi dalam keluarga.
  • Halangan sehubungan dengan sejarah keluarga, termasuk rahasia keluarga yang tidak boleh diungkapkan oleh anggota keluarga atau berita-berita yang "tidak didiskusikan oleh keluarga." Kadang- kadang anggota keluarga menyembunyikan rahasia-rahasianya dari anggota keluarga lainnya -- misalnya kehamilan yang tidak sah, anak cacat yang diaborsi, pernikahan dini dan perceraian, atau hutang yang tidak dibicarakan. Sikap seperti ini akan membuat beberapa anggota keluarga bersikap berjaga-jaga, sementara yang lainnya merasa curiga akan adanya sesuatu yang tidak mereka ketahui. Kadang-kadang rahasia tersebut diketahui oleh seluruh anggota keluarga tetapi mereka merahasiakannya terutama untuk menjaga kehormatan keluarga. Semuanya ini akan menghalangi kejujuran untuk mengatasi krisis dimana faktor kejujuran sangat penting.
  • Halangan mengenai tujuan yang berhubungan dengan masalah ekonomi, akademis, sosial, politik, atau tujuan-tujuan lainnya yang ditetapkan oleh beberapa anggota keluarga bagi mereka sendiri atau bagi anggota keluarga yang lain. Ada seorang pendeta yang mengharuskan ketiga anak laki-lakinya masuk dalam pelayanan. Ketika seorang dari mereka memberontak secara terang-terangan atas keinginan ayahnya ini, dan yang satunya menolak tapi dengan sikap pasif, maka sang pendeta menanggapinya dengan penuh kemarahan. Mempunyai cita-cita dan ambisi keluarga merupakan hal yang sehat, tetapi jika tujuan dan ambisi tersebut dipertahankan secara kaku atau ketika seorang anggota keluarga menetapkan cita-cita bagi anggota yang lain, hal ini justru akan menimbulkan kesulitan terutama ketika hasil yang dicapai tidak seperti yang diharapkan. Hidup jarang sekali berjalan dengan mulus dan keluarga yang tidak mampu menyesuaikan cita-cita yang dimiliki seringkali terlibat dalam masalah-masalah keluarga.
  • Halangan mengenai nilai-nilai yaitu cara berpikir yang sebelumnya diterima keluarga tetapi kemudian ditolak oleh salah satu/banyak anggota keluarga lainnya. "Semua keluarga kita masuk ke perguruan tinggi", "Perempuan dalam keluarga kita tidak boleh bekerja di luar rumah", "Tidak boleh ada anggota keluarga kita yang minum minuman keras", "Semua orang dalam keluarga kita adalah Presbiterian", merupakan contoh nilai-nilai yang dipegang teguh namun seringkali ditentang oleh beberapa anggota keluarga, terutama anggota keluarga yang lebih muda. Ketika keluarga tidak mau atau mampu beradaptasi dengan perubahan, konflik seringkali timbul.
Dari daftar halangan di atas, mungkin bisa ditambahkan halangan- halangan yang berhubungan dengan orang ketiga ((triangulation) dan pelimpahan kesalahan (detouring). Dua istilah teknis tersebut menggambarkan tingkah laku yang seringkali nampak dalam keluarga. Triangle atau segitiga adalah kelompok tiga orang dimana dua anggotanya mengucilkan anggota yang ketiga. Ibu dan anak perempuannya misalnya, membentuk suatu koalisi melawan sang ayah. Salah satu dari pasangan suami-istri merangkul salah satu dari anaknya untuk melawan pasangannya. Kadang-kadang seorang suami dapat bersekutu dengan wanita simpanannya untuk melawan istrinya. Keluarga triangulasi seperti ini jarang sekali berfungsi dengan baik.
Pelimpahan kesalahan (detouring) adalah istilah lain dari mencari 'kambing hitam'. Dengan mengkritik anak laki-lakinya yang memberontak, anak perempuannya yang menolak untuk makan, atau guru sekolah yang tidak kompeten, dapat membuat kedua orangtua terus sibuk beradu argumen satu sama lain. Masalah yang lebih mendasar, seperti konflik perkawinan, dikesampingkan atau diabaikan sehingga dua pasangan tersebut berjuang bersama melawan musuh mereka. Masalah "detouring" ini kelihatannya menjadi masalah yang sering muncul dalam keluarga-keluarga di gereja. Memerangi dosa, atau terlibat dalam politik gereja, untuk sementara waktu dapat membuat anggota keluarga melupakan rasa sakitnya sehubungan dengan masalah serius yang sedang dihadapi keluarga mereka.
2. Kurangnya komitmen terhadap keluarga.
Menjadi sangat sulit untuk membangun kebersamaan keluarga dan menangani masalah jika satu atau lebih dari anggota keluarga tidak mempunyai keinginan atau waktu untuk terlibat. Orang-orang dimotivasi oleh karir bekerja dalam perusahaan yang mengharapkan pekerjanya memberikan 100% komitmen. Pekerjaan yang dilakukan menuntut kesediaan mereka bekerja keras dan dalam waktu yang panjang bagi "keluarga" perusahaan. Para pekerja ini seringkali kehabisan energi untuk membangun hubungan dalam keluarga mereka sendiri atau untuk menangani masalah-masalah yang berubah dari waktu ke waktu.
Konselor yang menangani masalah keluarga kadang-kadang berjuang dengan masalah etika saat ia harus memaksa anggota keluarga yang enggan berpartisipasi untuk memecahkan masalah keluarga. Sering anggota keluarga yang sibuk tersebut dapat dibujuk untuk datang paling tidak untuk satu pertemuan, dan waktu-waktu tersebut merupakan sarana untuk membujuknya memberikan komitmen lebih besar terhadap isu-isu dalam keluarga. Namun, sering juga konselor keluarga harus bekerjasama dengan anggota keluarga yang bersedia saja, karena menyadari bahwa menangani anggota keluarga yang terlalu sibuk dan tidak memiliki motivasi untuk terlibat akan lebih sulit.
3. Peran yang kurang jelas dari anggota keluarga.
Setiap keluarga menetapkan peran masing-masing anggotanya. Beberapa peran ini termasuk aktivitas; misalnya siapa yang akan membuang sampah keluar rumah, siapa yang mencatat keuangan, siapa yang memasak, atau siapa yang membawa anak-anak ke dokter gigi. Peran lain bersifat emosional; seperti beberapa anggota menjadi pemberi semangat, menjadi penghibur, pemecah masalah, atau penasihat masalah etika. Biasanya peran-peran dimulai perlahan-lahan di awal perkawinan tetapi kadang-kadang timbul konflik tentang siapa yang akan melakukan apa. Konflik ini akan meruncing jika masing-masing anggota memegang perannya secara kaku atau kalau ada kebingungan peran.
Ahli psikologi, Paul Vitz, akhir-akhir ini mengadakan penelitian ulang terhadap buku-buku pegangan yang digunakan di sekolah dasar. Pada hampir lima belas ribu halaman dari buku-buku yang ditelitinya tersebut tak satupun yang menyinggung tentang hal keagamaan dan gambaran tentang keluarga diberikan secara samar-samar. Salah satu dari buku pegangan itu mendefinisikan keluarga sebagai "sekelompok orang" dan di dalam buku-buku itu istilah "suami" atau "istri" tak pernah digunakan, istilah "perkawinan" hanya disinggung satu kali saja, istilah "ibu rumah tangga" tidak ditemukan, dan tidak disinggung satupun peran traditional gender (jenis kelamin) dalam keluarga secara jelas.
Keluarga memang sedang mengalami perubahan. Model keluarga lama dimana perempuan menikah sekali untuk selamanya kepada seorang pria, kemudian bekerja sama dengan pasangannya membesarkan dua atau tiga anak-anaknya, merupakan gambaran keluarga yang semakin jarang dilihat dalam kebudayaan kita sekarang ini. Lebih sering kita melihat keluarga dengan orangtua tunggal; ketidakstabilan perkawinan yang menjurus pada perceraian, pernikahan lagi (remarriage) dan pembentukan keluarga tiri; hubungan orangtua - anak yang terbalik dimana yang masih muda mengadopsi tingkah laku sebagai orangtua (memelihara, mendukung, atau merawat) dan orangtua berusaha menyenangkan anak-anaknya atau mencari persetujuan dari anaknya; koalisi orangtua - anak dimana masing-masing pasangan bersekutu dengan satu atau dua anak-anaknya untuk melawan pasangannya. atau hubungan orangtua - anak yang terlalu ikut campur sehingga orangtua terperangkap dalam aktivitas-aktivitas anak, urusan sekolah, dan gaya hidup anak. Jadi bukanlah hal yang mengherankan bila ada beberapa anggota keluarga, termasuk anak-anak, yang merasa bingung dengan peran yang harus dijalankannya dan tidak mampu berbuat apa-apa ketika krisis menciptakan tekanan, dan tak seorang pun tahu siapa yang seharusnya melakukan apa.
4. Kurangnya kestabilan lingkungan.
Masalah-masalah yang terjadi dalam keluarga kerap kali berasal dari luar rumah. Kita telah membahas tentang berbagai krisis, perubahan pandangan sosial tentang keluarga, dan tekanan pekerjaan yang membuat kekacauan di beberapa keluarga. Televisi telah merubah pola komunikasi dalam rumah tangga, karena menggantikan rasa kebersamaan, dan menyajikan banyak program yang memberikan gambaran negatif tentang keluarga. Selain itu ditambah dengan maraknya gerakan- gerakan, penggabungan perusahaan, kehilangan pekerjaan yang tidak diharapkan atau trend ekonomi yang membuat beberapa anggota keluarga terpaksa berada jauh dari keluarga mereka untuk bekerja. Hal lain yang menambah ketidakstabilan jika kedapatan adanya penyakit AIDS di anggota keluarga, keputusan dari satu anggota keluarga (seringkali adalah si ayah) untuk lari dan meninggalkan rumah, munculnya kekerasan dalam rumah tangga, penggunaan obat-obatan atau alkohol, atau adanya campur tangan keluarga mertua dan orang-orang lain yang dapat mengganggu kestabilan keluarga. 

source : keluargabesar.net

Mendirikan Bisnis Saat Menjadi Karyawan Kantoran


Siapapun kita, jika masih menjadi karyawan saja tentunya akan terus merasakan sekat-sekat ketidakbebasan untuk meraih pendapatan yang besar. Kalaupun tidak punya malu dan tanggung jawab pada diri, keluarga dan Tuhan jalan pintas menghalalkan segala cara ditempuh untuk meraih pendapatan yang lebih tinggi, korupsi.  di satu sisi jika ingin keluar dari perusahaan masih butuh pemikiran beribu-ribu kali. Lalu, bagaimana kita bisa mendapatkan tambahan income tanpa harus meninggalakan status karyawan?
Karyawan bergaji dobel atau bahkan lebih, kenapa tidak??? karyawan jadi Bos, kenapa tidak??? bukanlah aib jika seorang karyawan memiliki gaji dobel atau bahkan lebih, bukanlah aib seorang karyawan bisa menjadi bos di luar perusahaan dimana ia bekerja. Jika karyawan memanfaatkan fasilitas kantor untuk urusan pribadi termasuk bisnis, itu barulah bisa dikatakan  aib (kecuali perusahaan mengizinkan karyawannya untuk menggunakan fasiltas kantor untuk kepentingan pribadi termasuk berbisnis).
Banyak orang yang mulai membangun bisnisnya tapi masih enggan meninggalkan statusnya sebagai karyawan kantoran. Banyak yang berhasil, tapi banyak juga yang gagal. Bagaimana agar Anda menjadi salah satu dari mereka yang berhasil?
Tentu Anda sudah banyak mendengar saran bahwa jika seseorang ingin menjadi seorang pengusaha, maka mulailah usaha tersebut sebelum ia keluar dari pekerjaannya yang sekarang. Memang, ini saran yang bagus, tapi sebenarnya tak semudah itu untuk menjalankannya.

Pertama, orang tersebut harus pandai membagi waktu antara bekerja dan membangun bisnis. Umumnya, karena terikat jam kerja dan komitmen terhadap pekerjaan di kantor, ia hanya punya waktu sedikit untuk memikirkan bisnisnya.
Padahal jika targetnya ingin menjadi murni pembisnis, maka ia harus bisa membangun bisnisnya dengan serius agar nantinya ia bisa membayar biaya hidup sehari- hari.
Kedua, ia tentu tak ingin bisnis yang sedang dibangun diketahui atasan. Ini tentu saja karena setiap karyawan tidak ingin dicap sebagai karyawan yang tidak berdedikasi atau berkomitmen tinggi terhadap perusahaan.
Karena itulah, peraturan penting bagi mereka yang ingin memulai bisnis saat masih menjadi karyawan ialah jangan membawa atau mengerjakan bisnis Anda di kantor.
Memang godaan fasilitas di kantor bisa saja membuat seseorang tertarik untuk mengerjakan bisnisnya di waktu luang di kantor, tapi privasi di kantor yang tidak bisa dijamin bisa jadi malah membahayakan statusnya sebagai karyawan.
Lalu, bagaimana langkah yang harus ditempuh agar seorang karyawan bisa tetap merintis usahanya? Deborah A Bailey, penulis buku "Think Like an Entrepreneur: Transforming Your Career and Taking Charge of Your Life", memberikan tipsnya.
Cari waktu atau tanggal yang tepat untuk mengerjakan bisnis tersebut secara penuh atau full time.
Cobalah membuat target yang realistik, artinya cobalah untuk menetapkan tanggal yang nyaman bagi diri sendiri dan yakin bahwa di waktu yang ditetapkan bisa menangani bisnis dengan baik.

Cek pengeluaran
Seberapa besar dana yang dibutuhkan untuk membangun bisnis tersebut serta biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan pribadi. Mereka yang sedang merintis karier harus mampu mengurangi pengeluaran. Pasalnya, jika nanti ia memutuskan untuk keluar dari pekerjaan sementara bisnisnya belum mapan maka masalah pengeluaran akan menjadi masalah besar.

Mulailah untuk membayar tagihan kartu kredit
Siapkan rencana untuk membayar tagihan-tagihan kartu kredit. Siapkan juga rencana bujet untuk pengembangan bisnis.
Bersiap untuk bekerja sendiri
Jika bisnis yang direncanakan lebih banyak dilakukan di rumah dan tanpa rekan kerja atau asisten, bersiaplah untuk bekerja seorang diri. Siapkan juga jaringan kerja atau jaringan pertemanan agar nantinya berguna saat bisnis sudah berjalan sepenuhnya.
Buatlah sebuah misi atau target yang ingin dicapai dalam bisnis tersebut
Target bisa dibuat dalam bentuk business plan atau sebuah pernyataan misi bisnis. Yang penting isinya menyangkut inti dari bisnis tersebut dan mengapa mengerjakan bisnis itu. Ingatlah bahwa memilih untuk berbisnis tidak hanya sekadar keinginan untuk tidak bekerja pada orang lain tapi mengetahui apa yang sedang dan akan dikerjakannya dalam bisnis tersebut.
Menjaga bisnis tetap berjalan
Bagaimana jika meninggalkan pekerjaan dengan segera bukanlah menjadi prioritas? Bagaimana jika pekerjaan di kantor dan bisnis atau usaha sampingan ingin dijalankan secara bersamaan? Bailey memberikan saran sebagai berikut.
Buat batasan
Klien dalam bisnis bisa saja meminta waktu lebih, tapi prioritas tetaplah pekerjaan di kantor. Seseorang yang memilih untuk membagi pekerjaannya antara karyawan sekaligus pengusaha harus mampu mengatakan pada kliennya bahwa ia punya waktu yang terbatas untuk menangani bisnis. Tetaplah memprioritaskan pekerjaan daripada nantinya dipecat dari pekerjaan karena tidak mampu bekerja dengan baik.
Berhati-hatilah dalam menggunakan social media.
Berhati-hatilah jika ingin mempromosikan bisnis secara online karena bisa jadi perusahaan mengecek aktivitas karyawannya di dunia online. Jika bisnis yang dikerjakan berada di bidang yang sama dengan pekerjaan tetap, maka hindari berkompetisi secara langsung di dunia online.
Jangan tergoda menghamburkan pendapatan
Memiliki usaha sampingan sudah pasti akan memberikan tambahan pendapatan setiap bulannya. Namun, jangan lantas membuat penghasilan tambahan itu mendorong untuk memperbesar pengeluaran per bulan. Tak ada gunanya jika penghasilan bertambah tapi pengeluaran untuk hal yang bukan prioritas juga bertambah. Lebih baik uangnya digunakan untuk mengembangkan usaha.
Sadar ataupun tidak setiap hari harta yang kita miliki cenderung merosot nilainya disebabkan inflasi yang terus menggerogot sehingga kenaikan sebesar apapun dari gaji kita terasa takkan pernah cukup terlebih jika penyakit konsumtif selalu menghinggap dalam diri. Jika melihat tabunganpun belum seberapa dan cenderung terkuras baik oleh penyakit tadi atau bahkan oleh maling yang meng-klaim ATM milik kita alias dibobol.
Memang tak dapat dipungkiri jika karyawan berbisnis pastilah membutuhkan energi lebih dan strategi yang oke dalam mengatur segala aktifitas kerja dan bisnis. Tentunya, seorang karyawan akan memulai dengan mengorbankan tenaga waktu dan uang untuk menjadikan bisnis yang sedang dibangunnya dapat menjadi kerajaan bisnis yang kokoh sebelum memutuskan fokus pada bisnisnya sendiri. Ekstra time dalam bekerja bukanlah part time mau tak mau harus disadari oleh seorang karyawan di saat merintis bisnis. ekstra, karena waktu kerja dari jam 8 sampai jam 5 sore berada di kantor milik orang lain jika pun dipakai paling tidak hanya satu jam saat istirahat (terlalu sedikit waktu).  maka, mau tak mau waktu di luar jam tersebutlah aktifitas bisnis dibangun.

Untuk mensiasati waktu dan tenaga seorang karyawan dapat mendelegasikan bisnisnya kepada orang yang dipercayainya sekaligus tetap mengontrol kerajaan bisnis yang baru dibangunnya, hanya sedikit mengorbankan dana.
Banyak peluang usaha yang dapat dijalankan oleh seorang karyawan, antara lain:
1. Bisnis pulsa; bisnis pulsa adalah salah satu peluang yang mudah untuk dijalankan oleh seorang karyawan. Seorang karyawan bisa memanfaatkan HPnya sendiri dengan mendaftarkan HPnya untuk berbisnis pulsa elektrik. Banyak yang gratis untuk pendaftaran, seorang karyawan hanya diminta untuk deposit sesuai kemampuan keuangannya. Selanjutnya tinggal ditawarkan ke rekan-rekan kerja atau sanak-keluarga, tapi hati-hati banyak penawaran bisnis pulsa dalam bentuk "jaringan" yang hanya sebagai kamuflase bisnis karena intinya tidak berbisnis pulsa tapi berbisnis jaringan atau menjual keanggotaan saja.
2.Keagenan; banyak peluang keagenan yang ditawarkan lihat saja di beberapa tabloid usaha hanya dengan 200 ribu sampai 500 ribu kita bisa menjadi agen salah satu produk seperti agen dan distributor produk sendal unik, obat-obat herbal, buku, dan lain sebagainya.
3. MLM; tak sedikit orang yang kecewa dan trauma jika mendengar kata MLM. Bagi karyawan yang memiliki sedikit kesulitan dalam presentasi ataupun merekrut bahkan menjual produk khusus sebaiknya dipikir berkali-kali untuk menjadi member salah satu MLM.
4. Freelance; seorang karyawan bisa mengambil job di luar waktu kerjanya. Jual keahlian yang dimiliki seperti mengajar, menjadi trainer ataupun tutor, design, dan masih banyak lagi.
5.Toko online; cukup beli domain dan hosting plus mencari distributor ataupun membuat produk sendiri selanjutnya jual via internet. Jika tidak memiliki kemampuan untuk membuat sebuah toko online bisa di outsourcekan saja ke orang lain untuk semua perangkat yang terkait dengan website dan internet. Ajak kerjasama orang-orang yang paham dunia internet dan toko online.
6.Franchaise dan kemitraan; semua sistem dan produk sudah disiapkan oleh pemilik frainchaise dan franchaisee (yang mengambil franchaise) tinggal menjalankan sistem dan promosi. Banyak franchaise ataupun kemitraan yang hanya membutuhkan modal sedikit kok.
Sering-sering baca tabloid usaha dan bisnis atau searching di internet terkait dengan peluang-peluang bisnis dan jalankan!
Naik jabatan memang menyenangkan bagi hampir semua orang. Namun, di balik itu, bos baru yang mantan karyawan harus bisa mengatur gaya kepemimpinannya agar bisa mengatur anak buah yang dulu adalah rekan kerjanya.
Dalam kondisi ekonomi yang cenderung stabil, Anda bisa jadi mendapatkan promosi jabatan yang sedari dulu sudah Anda idamkan. Jabatan baru tersebut tentu menyenangkan Anda.

Namun, posisi baru itu juga berarti bahwa Anda harus mampu berkomunikasi baik dengan rekan-rekan kerja, terutama rekan kerja yang akan langsung menjadi bawahan.
Mengapa komunikasi menjadi penting? Sebab, kesuksesan kepemimpinan terletak pada kemampuan atasan untuk membangun hubungan kerja yang positif dengan bawahannya.
Atasan juga harus bisa mengambil otoritas dan keputusan yang tegas, memiliki misi yang jelas agar bawahan mampu bekerja dengan baik. Tentu saja tak mudah untuk membangun komunikasi yang baik, sekaligus tegas kepada bawahan yang tadinya adalah rekan kerja Anda.
Robert Half International meramu beberapa strategi untuk membantu Anda atau siapa pun yang ingin membangun komunikasi dengan baik sebagai atasan baru.
Bertemu dengan anak buah
Ini adalah agenda pertama yang harus Anda lakukan. Cobalah melakukan pertemuan empat mata terhadap masing-masing anak buah dan pastikan agar mereka mengerti beberapa hal yang menjadi tujuan Anda dalam memimpin mereka.
Beberapa hal yang harus Anda tekankan dan harus mereka pahami ialah perannya di departemen yang Anda pegang, termasuk tanggung jawab yang harus mereka pikul.
Arahan ini patut dilakukan karena bisa jadi ada perubahan di departemen yang kini Anda pimpin. Selain itu, sampaikan harapan harapan Anda untuk mereka. Misalnya Anda menginginkan copywriter agar bisa lebih proaktif dalam melakukan survei untuk kepentingan kampanye yang baru.

Anda juga bisa meminta staf yang paling berpengalaman untuk mengambil tanggung jawab yang lebih banyak.
Pahami bawahan
Tak hanya menyampaikan harapan, sebagai atasan, Anda juga harus mencoba mengenali karakter masing-masing anak buah dan memahaminya. Ini penting agar Anda bisa membantu mereka menampilkan kekuatan terbaiknya tanpa harus merasa tertekan.
Selain itu, berikan mereka kesempatan untuk menyampaikan pandangan atau masukan demi kebaikan departemen yang Anda pimpin. Minta mereka juga untuk memberikan solusinya agar masalah yang ada bisa dipecahkan bersama.
Buat batasan
Karena Anda dulunya berada dalam satu level bersama bawahan Anda yang sekarang, Anda harus mulai memikirkan batasan pergaulan Anda dengan mereka. Tanyakan kepada diri Anda sendiri, apakah Anda masih bisa keluar dan bersenang-senang bersama mereka setelah pulang kerja? Apakah Anda masih bisa bergurau dengan mereka seperti dulu?
Memang, tak ada jawaban baku untuk hal ini, tapi satu hal yang jelas ialah, Anda harus bisa membuat batasan antara atasan dan bawahan. Misalnya saja, jika dulu masih menjadi bawahan, Anda sering mengeluh kepada rekan kerja tentang atasan atau kebijakan perusahaan.
Namun, kini karena Anda bagian dari tim manajemen, maka Anda tidak boleh lagi melakukannya. Jika ada masalah, maka Anda harus menyikapinya dengan bijak, misalnya dengan memberikan semangat, panduan, dan meyakinkan bawahan bahwa semuanya akan bisa dikendalikan.

Jangan punya anak emas
Salah satu rekan kerja Anda mungkin saja adalah teman dekat atau sahabat Anda. Namun, sebagai atasan, Anda harus bisa memperlakukan setiap staf dengan sama rata dan kepedulian yang juga sama.
Jika Anda hanya memberikan tugas tertentu kepada satu atau beberapa staf favorit Anda, maka hal tersebut bisa menimbulkan kecemburuan. Anda juga bisa dianggap mengabaikan talenta yang dimiliki staf yang lain.
Lagi pula tugas Anda sebagai atasan membuat setiap bawahan bekerja dengan produktivitas yang tinggi dan masing-masing memiliki beban kerja yang sepantasnya.
Bersikap tegas jika perlu
Beberapa bawahan bisa saja mengabaikan perintah Anda atau terlambat menyelesaikan pekerjaannya. Jika ini terjadi, Anda harus bersikap tegas pada mereka.
Tanyakan mengapa mereka bersikap seperti itu. Jika Anda anggap alasannya kurang kuat, Anda harus menegaskan kembali tugas mereka. Bahkan, untuk bawahan yang mungkin sudah Anda kenal bertahun- tahun, Anda harus tetap tegas agar tak menimbulkan kecemburuan staf yang lain.

Ini juga menjadi ujian bagi kredibilitas Anda sebagai pemimpin untuk mampu membimbing semua karyawannya mencapai tujuan bersama.
Cari bimbingan
Tak peduli seberapa hebatnya Anda, Anda harus tetap berkonsultasi dengan orang-orang yang pernah menduduki jabatan seperti Anda. Tanyakan kepada mereka yang berhasil memotivasi dan mendorong anak buahnya untuk mencapai tujuan bersama, bagaimana langkah-langkah untuk bisa sukses berkomunikasi dan membimbing stafnya.
Yang harus Anda ingat, menjadi supervisor atau manajer adalah langkah pertama Anda menuju puncak karier. Jadi, jangan sampai kerja Anda sebagai atasan untuk pertama kalinya dinilai buruk oleh manajemen perusahaan. (fn/z2k/uk) www.suaramedia.com

Hidup Adalah Pilihan

“Hidup ini adalah tumpukan pilihan”
Begitulah kalimat yang tepat untuk menggambarkan setiap episode hidup kita. Bahkan, dalam dimensi yang lebih majemuk. “Hidup itu adalah pilihan ganda”. Kita dijejali dengan jawaban-jawaban yang tak sama. Sering pula, jawaban-jawaban itu lebih banyak tak sesuai dengan keinginan kita. Namun hidup -bagaimanapun juga- tetap harus dijalani. Dan mau tak mau, tiap jawaban yang tersedia itu harus kau “lingkari”. Bisa saja dua hal yang berkaitan kau jadikan sebagai pilihan, atau bahkan lebih. Namun pilihan-pilihan yang tersediapun terkadang perlu kita tambahkan opsinya, biar pikiran kita semakin mengemuka dan selalu ada banyak kesempatan untuk mencari jawab atas setiap tanya.
Sekali lagi, hidup ini memang penuh pilihan. Dan pilihan-pilihan yang ada, selalu membawa konsekuensi. Orang yang mampu mengukur sejauh mana resiko yang dia hadapi atas pilihan-pilihan itu. -paling tidak- telah berhasil mempersiapkan dirinya akan setiap efek buruk maupun baik yang terjadi. Namun perkiraan dalam rencana, tentu takkan sempurna jika kita tak barengi dengan kesiapan dan keberanian untuk menantangnya. Dan disinilah seninya hidup, ternyata ia adalah tentang  
“seni menghadapi dan mengelola pilihan”
Pilihan-pilihan yang tersedia  akan memaksa kita untuk mempersiapkan segala sesuatu untuk bisa bertahan atas apa yang kita tuju. Tak mudah memang, namun setidaknya, keinginan untuk mencoba dan melawan konsekuensi atas pilihan-pilihan tersebut telah membuat kita menjadi bagian dari individu-individu tangguh yang mencoba bertanding melawan dunia. Karena ternyata, banyak juga orang-orang yang tidak berani untuk mengambil pilihan-pilihan yang ada di depannya. Bisa saja karena mereka enggan untuk memilih, atau mungkin karena mereka belum memahami, bahwa sejatinya hidup adalah rangkaian-rangkaian pilihan.
Maka memilih, dalam suatu kurun waktu tertentu. Tentu akan sangat sulit buatmu. Kita bisa benar-benar menghabiskan waktu untuk berpikir secara jernih atas keputusan-keputusan yang kita ambil. Atau bahkan kita melewati ribuan detik yang berlalu dengan hanya berpatokan kepada resiko-resiko yang terjadi. Namun satu hal pasti dan -kiranya- perlu kita tanamkan di dalam diri.
“Jika pilihan-pilihan itu membuatmu semakin bijak, maka ambillah. Selagi kau yakin, bahwa di dunia ini, selalu ada solusi, bagi mereka yang punya imaji dan cita yang tinggi” 
Maka jangan ragu untuk memutuskan, selagi keputusan itu akan membuatmu lebih baik. Pertanyakanlah kepada dirimu, kalau memang pribadimu tangguh untuk berlaga melawan skenario Tuhan dalam menentukan masa depanmu, maka yakinkanlah jiwamu. Biar tak ada lagi jeda yang membutmu berpikir dan berhenti dalam melangkah.
Kawan, hidup ini memang tumpukan pilihan. Bahkan dalam hal sederhanapun, sekecil apapun. Maka jangan salah memilih. Sebab pilihanmu bermakna hidupmu di masa mendatang. Memilih yang terbaik, tentu akan membuatmu lebih baik.

source: almuhandis.wordpress.com

Bentuklah Pribadimu

- Tahukah kamu apa yang bisa menjadikan hidupmu sukses?
- Tahukah kamu dasar setiap perbuatanmu?
- Sudahkah anda yakin pada seriap hal yang kamu lakukan?
- Maukah kamu menemukan tujuan hidup mu?
- Maukah kamu selalu berhasil ?
- Siapkah kamu menjadi orang dewasa ?
- Maukah kamu menjadi orang yang mndiri ?
- Taukah kamu bagaimana agar memiliki sikap dan kepribadian yang baik ?
Berbagai pertanyaan kita ajukan ajukan kepada diri sendiri untuk mengetahui jawabannya. Nilai akhlak akan maembantu kamu untuk menemukan jari diri sendiri sebagai pribadi yang lebih terarah, bertujuan, mandiri, dan bertanggung jawab .
Bila kamu belum siap untuk hidup, bacalah artikel ini . Kamu akan terpukau betapa keberhasilan ini tersebar di setiap jalan yan ingin kamu lalui . Semuanya dengan satu rahasia : Nilai Akhlak
Saya yakin kalian semua sudah memasuki masa remaja alias masa akil baligh,maka kamu sudah harus bertanggung jawab atas semua yang kamu lakukan . Kamu tidak bisa lagi bertindak sembarangan alias bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu ,bisa-bisa membahayakan diri sendiri .
Setiap tindakan yang kamu lakukan akan membentuk diri mu. Karena itu , kamu harus serius memikirkan semuanya . Remaja, biasanya penuh semangat dan selalu ceria. Nah, semangat ini bila tidak diarahkan dan dikelola bisa membahayakan pembentukan diri dan membuat potensi mu kurang berkembang dengan baik .Yang terbaik adalah,kamu harus menemukan cara yang paling tepat untuk membentuk kepribadian yag paling eefektif untuk dirimu. Jangan sampai kamu salah langkah ,atau salah membentuk diri akhirnya itu akan berakibat kurang baik.
Menjadi Dewasa Itu Apa Sih?
Pasti kamu penasaran dengan jawabannya. Apa sih yang membedakan orang dewasa dan orang yang belum dewasa? Mengapa ada orang dewasa yang tidak dewasa sikapnya ? Apakah menjadi dewasa itu sulit ?Pasti banyak petanyaan yang muncul dalam otak mu mengenai masa dewasa yang sebentar lagi akan kamu jalani. Padahal menjalani masa remaja saja , kamu sudah pusing.

Gimana ya, caranya supaya bisa menjadi remaja yang ayik? Gimana caranya agar kamu memiliki sikap yang dewasa , agar hidup mu menjadi lebih baik dan menyenangkan ?Gimana pula caranya ,agar kamu nggak tumbuh menjadi orang dewasa yang membosankan ? Semua pertanyaan itu harus dijawab oleh dirimu sendiri.
Sebenarnya seperti apa sih,seharusnya kita berprilaku dan bersikap? Dalam islam ,prilaku di bahas dalam bahasa sendiri,yaitu dalam ilmu akhlak atau secara ilmu psikologi. Karena itu saya ,yang memiliki latar belakang ilmu psikologi islami, berusaha membahas kepribadian untuk remaja agar mereka tumbuh menjadi remaja yang punya kepribadian kinclong dan disukai oleh banyak orang.
Kepribadian dan sikapmu
Hidup menuntut kita untuk selalu berhati-hati ,namun pada saat yang sama, kita harus bisa bereaksi dan bertindak cepat.Memang hidup bukan rangkaian tragedi yang dipenuhi peristiwa ekstream. Kita tidak pernah tau apa yang akan terjadi di depan kita, besok atau mungkin beberapa detik dari sekarang. Setiap kita memang hidup dalam lingkuangan yang berbeda. Kita pun harus menghadapi kondisi masyarakat dengan tempramen yang berbeda-beda setiap harinya. Bagaimana seharusnya menghadapi orang lain ? Untuk menghetahui jawabannya , kita harus banyak belajar bersikap .Secara umum, sikap dan tindak tandukmu sehari-hari akan membentuk kepribadian mu . Bahkan , keberhasilan yang ingin kamu capai pun dipengaruhi oleh hal tersebut.
Belajar Bersikap
1. Jujur .  itu Satu-satunya kunci baersikap
2.Tidak Berprasangka …
3. Kata Hati Berbicara.. kata hatimu sesuai dengan apa yang kamu dengar. Itu membutuhkan kejujuran . Jangan takut. Kataa hatimu selalu benar.
4. Berprasangka baik . Itu akan membuat kamu merasa nyaman melakukan hal yang kamu yakini kebenarannya kapan pun dimana pun, bersama siapa pun.
5. Bila kamu yakin sesuatu itu tiak benar, jangan lakukan.Bila tetap dilakukan , berarti kamu tidak jujur pada dirimu sendiri.
6. Belajarlah tentang banyak hal. Kmau akan bisa membedakan yang salah dan yang benar. Pengetahuan akan membawa kamu pada kejujuran bersikap karena keyakinan diri itu sudah timbuh .
7. Keyakinan diri ditumbuhkan dengan pemahaman akan tujuan,cara ,niat, dan rasa percaya diri kamu, apap pun yang dikatakan orang tentangmu, kamu akan selalu kuat dan bisa menghadapinya dengan baik
8.Pecaya diri, yakin, waspada, sadar diri, dan penerimaan diri adalah beberapa hal yang merupakan buah dari keimanan. Buah keimanan ini harus selalu diisi, seperti baterai hidup yang terus menerus di charge. Di charge dengan sholat, dan ibadah wajib lainnya yang di perintahkan oleh Allah SWT. Lakukan itu semua dengan baik, maka kamu akan merasa sangat percaya diri.
9. Agar lebih pecaya diri dan keyakinan dirimu benar-benar tumbuh, pelajarillah Al-Qur’an dan hadist dan praktikkan dalam keseharian. Tanpa terasa , kamu akan menjadi orang yang sikap dan prilakunya bercahaya dan menerangi lingkunga. Mengapa bisa begitu? Karena,kamu benar. Karena kamu bersama sang Pemilik kebenaran . Allah SWT ..! Nah inilah kepercayaan diri yang asli.
Sikap adalah sesuatu yang muncul secara alami. Sikap adalah reaksi dan prilaku orang lain atau dari peristiwa yang kamu hadapi . Sikap terbentuk secara otomatis . Sikap kamu,mencerminkan sikap hati dan perasaan yang kamu rasakan . Sikap terbentuk melalui berbagai proses. Banyak komponen dalam pembentukan sikap, diantaranya, pengaruh orang lain dan pengaruh limgkungan. Selain itu , sikap juga di pengaruhi oleh evaluasi kamu terhadap suatu peristiwa dan pendapatmu mengenai peristiwa tersebut. Dengan memiliki sikap, kamu menjadi individu yang aktif.
Sikap adalah bahasan dalam psikologi sosial. Menurut ilmu ini, sikap kamu pasti di pengaruhi oleh unsur lingkungan di sekeliling mu. Atau, ada yang dominan di pengaruhi oleh orang tua atau orang lain yang dianggap signifikan sifatnya . Adajuga sistem nilai yang kamu percayai, yang pastinya akan berpengaruh pada tindak tanduk dan prilakumu. Sikap kamu itu terbentuk melalui interaksi sosial , perbuatan juga akan memberi pengaruh dalamkonteks sosial. Mas yarakat juga dapat memberi pengaruh pada prilakumu. Contohnya, media massa dapat mempengaruhi pemikiran dan prilaku orang secara sosial dalam skala massif.
Karena itu, kita harus memilih prilaku kita . Tak hanya untuk diri kita sendiri , tapi juga lebih sering demi kebaikan bersama. Perilaku sehari-hari akan membentuk sikap dan memperkokoh sifat mu . Bila kamu berusaha memperbaiki prilaku , hasilnya akan tampak dengan latihan dan pembelajaran .
Melatih Prilaku Sosial  
Perilaku berasal dari budaya. Budaya menghasilkan kebiasaan bertindak-tanduk. Bagaimana kita harus berprilaku ? Caranya, dengan menghetahui penghetahuan umum dan aturan tata krama . Bagaimana kita harus menyesuaikan diri ? Yaiutu dengan mencoba mengerti dan memahami situasi sosial dimana kita berada. Dari pengertian dan pemahaman sosial, kita akan memiliki kepekaan atau sensifitas dalam berprilaku .
Perilaku kita harus disesuaikan dengan situasi sosial. Semakin rumit tingkat sosial yang harus dihadapi, semakin tinggi atauran berprilaku. Pebedaan budaya juga menumbuhkan perbedaan dalam aturan berprilaku. Untuk bisa berprilaku dengan tepat, kamu harus belajar beberapa aturan utama dalam berprilaku , terutama di lingkungan sosial budaya yang mementingkan tata prilaku dan aturan .
Belajar  Berprilaku
Dalam berprilaku , kita harus memiliki tolok ukur atau teladan. Dalam  bahasa Ingris , hal ini biasa dikatakan sebagai benchmarking atau membuat tolok ukur. Benchmarking adalah strategi baru dalam psikologi dan management di mana seorang memilki seorang tokoh yang menjadi tolok ukur keberhasilannya. Saat telah mencapai prestasi yang sama seperti teladannya, ia pun menaikan tolok ukurnya lebih tinggi lagi,agar prestasinya selalu meningkat.
Sebagai Muslim, benchmark kita sudah jelas ,yaitu Nabi Muhammad serta para sahabatnya , yang laki dan yang perempuan. Dengan adanya tolok ukur yang jelas, Muslimin memiliki keseragaman dalam menilai perilaku satu sama lain. Di mana pun seorang Muslin berada , patokan yang sama tersebut dapat memperkecil kesalahpahaman dalam bertindak dan berprilaku. Ini adalah sebuah berkah yang sangat bagus. Selain memperoleh pedoman berprilaku yang bagus, dengan mempelajari kehidupan Nabi Muhammad dan para sahabat, kita juga bisa memperoleh berbagai teladan dalam hal prestasi keilmuan telah jarang ditemui pada zaman ini.
Benchmark adalah tolok ukur, Kita bisa menempatkan tolok ukur untuk target yang ingin kita capai. menggunakan tolok ukur akan mempermudah kita dalam mempelajari suatu sifat baik yang diinginkan,dan akan mempermudah kita dalam mendalami dan menjadikannya sebagai bagian dari sifat dan karakter kita.
Rumusan benchmarking tidak sembarangan , tapi memadukan berbagai unsur yang ada di dalam diri untuk membantu mengenbangkan diri dan kepribadian secara komprehensif dengan mengaktifkan berbagai potensi yang kita miliki secara menyeluruh .
Rumusan tersebut disingkat menjadi MATAHARI
Model acuan
Analisa kekuatan
Tangani kelemahan
Aktual dan realitas
Hati tenang
Akal matang
Rasio seimbang
Intelektual berkembang
Rumusan ini akan kita gunakan untuk membentuk kepribadian agar menjadi lebih baik dan mampu memunculkan teladan yang terbaik berprilaku. Inspirasi rumusan MATAHARI ini datang dari kepribadian Nabi Muhammad yang sering di puji sebagai kepribadian Qurani dan menerangi serta menjadi conto bagi para sahabatnya.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Copyright © BAGANAL - All Rights Reserved
Template Craeted by : Agoengsang
Proudly Powered by Blogger