Arsip Blog

Pengikut

Tampilkan postingan dengan label Remaja. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Remaja. Tampilkan semua postingan

20 Batu Sandungan Ketika akan Menikah

Tulisan ini diambil dari sebuah buku yang berjudul "Aku Ingin Menikah, Tapi ..." Pengarang : Salman bin Shafir Abdullah Asy Syahri, Penerjemah : Ust. Abu Ihsan Al Atsary,  Penerbit : At Tibyan - Solo
Disebutkan dalam buku tersebut bahwa ada 20 batu sandungan yang dapat menghalangi seseorang ketika hendak menikah, yaitu :
  1. Menyelesaikan studi
  2. Tingginya mahar
  3. Cacat
  4. Reputasi sebagai jejaka dan perawan
  5. Terlalu memilih milih pasangan
  6. Berlebih lebihan dalam menetapkan syarat dan biaya pernikahan
  7. Tidak ada keinginan menikahi duda atau janda
  8. Menolak kawin dengan pria yang punya istri
  9. Pandangan sinis masyarakat
  10. Gambaran negatif terhadap lembaga perkawinan yang disebarkan oleh musuh musuh Islam
  11. Ambisi mendapat bagian dari penghasilan seorang wanita
  12. Kemiskinan suami dan ketergantungannya
  13. Takut mengemban tanggung jawab
  14. Suka melancong ke luar negeri
  15. Kemandulan
  16. Keinginan menikah dengan penampilan yang mewah dan glamour
  17. Taklid kepada orang lain
  18. Menyerahkan keputusan dalam urusan ini kepada kaum wanita
  19. Tidak ada reaksi dari pihak yang berkompeten melakukan perbaikan untuk memperbaiki atau menyelesaikan atau meringankan masalah ini
  20. Kondisi kesehatan

Dan berikut ini ringkasannya :

[Tingginya Mahar]

Banyak orang tua yang memasang tarif mahar yang sangat tinggi untuk puterinya dengan harapan ia memperoleh uang yang banyak. Ia jadikan pernikahan puterinya sebagai lahan mencari keuntungan dengan mematok mahar yang sangat tinggi kepada paralelaki yang datang meminangnya. Oleh karena itu, aku ingin bisikkan ke telinga orang tua seperti ini: Bukankah puterimu yang miskin ini adalah buah hatimu? Bukankah engkau akan dimintai pertanggungjawaban tentangnya di hadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala?

Lalu mengapa engkau tidak menjalankan hukum Allah dalam mengurus dirinya? Tidakkah engkau tahu bahwa tuntutan mahar yang tinggi itu akan membuat umurnya terbuang percuma? Apalagi menunda nunda pernikahan dapat membuatnya terjangkit penyakit penyakit kejiwaan yang biasa menimpa para perawan tua? Keberhasilan puterimu dalam membangun rumah tangga bukan dengan menuntut mahar yang tinggi. Namun dengan memilih suami yang shalih, taat beragama dan baik akhlaknya. Jangan jadikan puterimu sebagai barang dagangan untuk mengejar keuntungan materi, apalagi dengan mengorbankan kemaslahatannya. Janganlah sampai ia menjadi penyebab dirimu masuk naar. Ketahuilah bahwa engkau berdiri bersamanya di hadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala pada hari tiada lagi berguna harta dan anak keturunan kecuali yang menemui Allah dengan membawa hati yang salim.



[Terlalu Memilih milih Pasangan]

Banyak pemuda dan pemudi yang terlambat menikah karena terlalu berlebihan dalam memilih pasangan. Mereka terkungkung dalam khayalan dan ilusi, sementara umur terus bertambah. Kalaulah kita kembali kepada tata cara yang benar yang telah digariskan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam kepada kita, tentu memadai dengan jerih payah kita dan niscaya kita akan mencapai tujuan dengan jalan yang paling mudah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah menggariskan kepada kita manhaj yang lurus dalam memilih istri, demikian pula dalam memilih suami. Beliau tidak membiarkan para pemuda dan pemudi tenggelam dalam khayalan dan lamunan yang telah menjadi salah satu penghambat langkah menuju jenjang pernikahan yang sangat mereka butuhkan itu.

[Takut Mengemban Tanggung Jawab]

Banyak muda mudi Islam yang menghindari pernikahan karena anggapan buruk yang menggelayut dalam diri dan benak mereka bahwa pernikahan itu adalah tanggung jawab, ikatan, dan beban. Sebagaimana yang telah kami sebutkan, hal ini merupakan akibat pengaruh budaya luar yang bertentangan dengan nilai nilai ajaran Islam, yang masuk melalui berbagai macam media, baik audio visual, media cetak atau media media lainnya. Ditambah lagi dengan langkanya tarbiyah yang baik yang diterima oleh muda mudi tersebut dari keluarga mereka yang menyebabkan mereka hidup dalam kondisi yang sangat memprihatinkan dan lemah.

Yang terpikir oleh mereka hanyalah sebatas urusan makan, minum, permainan, mengikuti berita berita yang menyibukkan pikirannya seperti berita para selebritis atau membaca majalah majalah cabul. Sibuk mengikuti perkembangan berita para aktor dan artis, bintang bintang film dan lain sebagainya. Apakah muda mudi seperti mereka mampu mengemban tanggung jawab rumah tangga?

Sesungguhnya ulama tarbiyah menegaskan pentingnya peran keluarga dalam mendidik generasi muda, pentingnya mengemban amanah dan adanya rasa tanggung jawab. Sunguh pada diri Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam terdapat contoh dan suri tauladan yang baik bagi kita semua. Beliau mentarbiyah para sahabat agar mempunyai tanggung jawab. Beliau sengaja memilih Usamah bin Zaid radhiyallahu 'anhu - yang pada saat itu masih berusia tujuh belas atau delapan belas tahun sebagai pemimpin pasukan yang di dalamnya terdapat para shahabat senior. Dan masih banyak lagi contoh contoh lain bagi muda mudi Islam supaya mampu mengemban tanggung jawab dengan sempurna sebagai hasil dari tarbiyah hasanah yang diberikan kepada mereka. Dan bagi para wali, hendaklah mendidik generasi muda dengan tarbiyah Islamiyah yang benar, menanamkan pada diri mereka sifat mandiri agar mereka tidak menjadi orang yang pemalas, pasrah dan acuh tak acuh.


Jalan untuk menikah, boleh jadi tidak selamanya mulus. Ada saja hambatan hambatan yang pada intinya ingin mementahkan niat baik seseorang untuk menikah. Saya kira buku ini perlu dibaca oleh siapa saja yang ingin menikah tetapi menghadapi batu sandungan. Semoga dengan itu bisa diperoleh wawasan yang dapat membantu menepis halangan untuk menikah.

Kemudian, barengi juga dengan upaya mempermudah jalan untuk menikah. Diantaranya tidak mempersulit dalam masalah kriteria pasangan ideal, masalah mahar, syarat - syarat, dll. Sehingga sejalan dengan doa yang sering kita dengar diantara ikhwan dan akhwat yang akan menikah yaitu "semoga dimudahkan Allah". Bila kita ingin dimudahkan Allah dalam masalah pernikahan ini, maka sudah seharusnya kita berupaya juga dengan mempermudah diri dan tidak malah mempersulit diri. Dengan itu kita telah membuat jalan agar turun pertolongan Allah.

sumber : buku.mahanani.web.id

Sebab dan Akibat Masalah Keluarga

Anggota keluarga yang datang untuk konseling biasanya memerlukan bantuan karena krisis yang tidak dapat mereka tangani sendiri. Krisis tersebut dapat dilihat dari persamaan berikut ini:
abc=x
a = peristiwa atau situasi yang membuat stres
b = sumber-sumber kekuatan dalam keluarga
c = cara anggota keluarga memandang situasi yang terjadi
Secara bersama-sama, ketiga poin tersebut menentukan keseriusan krisis yang mereka alami, yaitu x.
Dari gambaran di atas, konseling keluarga akan mencakup:
  1. membantu anggota keluarga mengurangi stres/tekanan,
  2. memberikan cara bagaimana menangani krisis dengan lebih baik,
  3. menolong melihat situasi dari sudut pandang yang baru atau berbeda.
Pendekatan kepada setiap keluarga harus dilakukan secara berbeda- beda karena setiap tekanan yang dialami setiap keluarga adalah unik. Setiap keluarga juga mempunyai kemampuannya sendiri-sendiri dalam mempelajari ketrampilan baru untuk mengatasinya, karena masing- masing anggota keluarga mempunyai tingkat kematangan spiritual dan emosi yang berbeda.
Karena keunikan ini, maka tidak mudah merangkum penyebab-penyebab dari masalah keluarga dalam beberapa kalimat saja. Namun bagi kebanyakan keluarga, beberapa faktor di bawah ini adalah penyebab masalah keluarga yang seringkali timbul:
1. Kurangnya kemampuan berinteraksi antar pribadi dalam menanggulangi masalah.
Dalam usahanya untuk menghadapi masa transisi dan krisis, banyak keluarga mengalami kesulitan menangani karena kurangnya pengetahuan, kemampuan, dan fleksibilitas untuk berubah. Menurut seorang konselor yang berpengalaman, keluarga yang mengalami kesulitan beradaptasi seringkali berkutat pada halangan-halangan yang ada dalam keluarga -- yaitu sikap dan tingkah laku yang manghambat fleksibilitas dan menghalangi penyesuaian kembali dengan situasi yang baru. Jenis halangan-halangan tersebut dapat muncul dengan tipe yang berbeda- beda:

  • Halangan dalam komunikasi timbul jika masing-masing anggota keluarga tidak tahu bagaimana mereka harus membagikan perasaan mereka dengan anggota keluarga lainnya atau bagaimana mengungkapkan perasaan mereka dengan jelas. Beberapa keluarga mempunyai topik-topik pembicaraan yang dianggap tabu. Mereka tak pernah membicarakan tentang uang, seks, hal-hal rohani, atau perasaan mereka. Sementara itu keluarga yang lain tak pernah tertawa selama mereka di rumah, jarang berbicara tentang apa yang mereka pikirkan, tidak dapat mendengarkan orang lain, atau tidak dapat berkomunikasi tanpa berteriak atau tanpa menggunakan sarkasme dan bentuk-bentuk komunikasi lain yang merusak. Ada juga keluarga yang menyampaikan pesan ganda, kata-kata mereka mengungkapkan satu hal tetapi tindakan mereka berkata lain. Hal yang sulit bagi sebuah keluarga untuk menghadapi krisis adalah jika masing-masing dari anggota keluarga tidak dapat berkomunikasi secara efektif.
  • Halangan dalam hal keakraban/kedekatan merupakan ciri dari keluarga yang mempunyai hubungan yang tidak erat satu sama lain. Kadang-kadang anggota keluarga merasa takut untuk bersikap akrab. Mereka jarang meluangkan waktu untuk bersama-sama, tidak saling percaya atau tidak menghormati anggota keluarga yang lain, jarang berbagi masalah, dan punya kesulitan dalam menangani krisis karena mereka tidak pernah belajar untuk bekerjasama dengan akrab.
  • Halangan dalam hal aturan keluarga yang tidak tertulis, bahkan seringkali tidak dikatakan, namun biasanya merupakan hukum-hukum yang diterima tentang siapa tidak boleh melakukan apa. Hampir semua keluarga tidak mempunyai aturan yang baku sehingga hal ini seringkali membingungkan terutama bagi anak-anak. Ada juga keluarga yang mempunyai aturan yang kaku sehingga menghambat pertumbuhan individu-individu dalam keluarga. Keluarga yang religius, keluarga yang ingin maju secara sosial, keluarga yang mempunyai paling sedikit satu anggota tetap, keluarga militer, dan beberapa keluarga minoritas lainnya diidentifikasikan sebagai keluarga yang seringkali mempunyai aturan kuat yang dapat mencegah fleksibilitas, mengabaikan sumber-sumber pertolongan dari luar, dan menghambat kemampuan untuk mengatasi masalah pada saat-saat tekanan terjadi dalam keluarga.
  • Halangan sehubungan dengan sejarah keluarga, termasuk rahasia keluarga yang tidak boleh diungkapkan oleh anggota keluarga atau berita-berita yang "tidak didiskusikan oleh keluarga." Kadang- kadang anggota keluarga menyembunyikan rahasia-rahasianya dari anggota keluarga lainnya -- misalnya kehamilan yang tidak sah, anak cacat yang diaborsi, pernikahan dini dan perceraian, atau hutang yang tidak dibicarakan. Sikap seperti ini akan membuat beberapa anggota keluarga bersikap berjaga-jaga, sementara yang lainnya merasa curiga akan adanya sesuatu yang tidak mereka ketahui. Kadang-kadang rahasia tersebut diketahui oleh seluruh anggota keluarga tetapi mereka merahasiakannya terutama untuk menjaga kehormatan keluarga. Semuanya ini akan menghalangi kejujuran untuk mengatasi krisis dimana faktor kejujuran sangat penting.
  • Halangan mengenai tujuan yang berhubungan dengan masalah ekonomi, akademis, sosial, politik, atau tujuan-tujuan lainnya yang ditetapkan oleh beberapa anggota keluarga bagi mereka sendiri atau bagi anggota keluarga yang lain. Ada seorang pendeta yang mengharuskan ketiga anak laki-lakinya masuk dalam pelayanan. Ketika seorang dari mereka memberontak secara terang-terangan atas keinginan ayahnya ini, dan yang satunya menolak tapi dengan sikap pasif, maka sang pendeta menanggapinya dengan penuh kemarahan. Mempunyai cita-cita dan ambisi keluarga merupakan hal yang sehat, tetapi jika tujuan dan ambisi tersebut dipertahankan secara kaku atau ketika seorang anggota keluarga menetapkan cita-cita bagi anggota yang lain, hal ini justru akan menimbulkan kesulitan terutama ketika hasil yang dicapai tidak seperti yang diharapkan. Hidup jarang sekali berjalan dengan mulus dan keluarga yang tidak mampu menyesuaikan cita-cita yang dimiliki seringkali terlibat dalam masalah-masalah keluarga.
  • Halangan mengenai nilai-nilai yaitu cara berpikir yang sebelumnya diterima keluarga tetapi kemudian ditolak oleh salah satu/banyak anggota keluarga lainnya. "Semua keluarga kita masuk ke perguruan tinggi", "Perempuan dalam keluarga kita tidak boleh bekerja di luar rumah", "Tidak boleh ada anggota keluarga kita yang minum minuman keras", "Semua orang dalam keluarga kita adalah Presbiterian", merupakan contoh nilai-nilai yang dipegang teguh namun seringkali ditentang oleh beberapa anggota keluarga, terutama anggota keluarga yang lebih muda. Ketika keluarga tidak mau atau mampu beradaptasi dengan perubahan, konflik seringkali timbul.
Dari daftar halangan di atas, mungkin bisa ditambahkan halangan- halangan yang berhubungan dengan orang ketiga ((triangulation) dan pelimpahan kesalahan (detouring). Dua istilah teknis tersebut menggambarkan tingkah laku yang seringkali nampak dalam keluarga. Triangle atau segitiga adalah kelompok tiga orang dimana dua anggotanya mengucilkan anggota yang ketiga. Ibu dan anak perempuannya misalnya, membentuk suatu koalisi melawan sang ayah. Salah satu dari pasangan suami-istri merangkul salah satu dari anaknya untuk melawan pasangannya. Kadang-kadang seorang suami dapat bersekutu dengan wanita simpanannya untuk melawan istrinya. Keluarga triangulasi seperti ini jarang sekali berfungsi dengan baik.
Pelimpahan kesalahan (detouring) adalah istilah lain dari mencari 'kambing hitam'. Dengan mengkritik anak laki-lakinya yang memberontak, anak perempuannya yang menolak untuk makan, atau guru sekolah yang tidak kompeten, dapat membuat kedua orangtua terus sibuk beradu argumen satu sama lain. Masalah yang lebih mendasar, seperti konflik perkawinan, dikesampingkan atau diabaikan sehingga dua pasangan tersebut berjuang bersama melawan musuh mereka. Masalah "detouring" ini kelihatannya menjadi masalah yang sering muncul dalam keluarga-keluarga di gereja. Memerangi dosa, atau terlibat dalam politik gereja, untuk sementara waktu dapat membuat anggota keluarga melupakan rasa sakitnya sehubungan dengan masalah serius yang sedang dihadapi keluarga mereka.
2. Kurangnya komitmen terhadap keluarga.
Menjadi sangat sulit untuk membangun kebersamaan keluarga dan menangani masalah jika satu atau lebih dari anggota keluarga tidak mempunyai keinginan atau waktu untuk terlibat. Orang-orang dimotivasi oleh karir bekerja dalam perusahaan yang mengharapkan pekerjanya memberikan 100% komitmen. Pekerjaan yang dilakukan menuntut kesediaan mereka bekerja keras dan dalam waktu yang panjang bagi "keluarga" perusahaan. Para pekerja ini seringkali kehabisan energi untuk membangun hubungan dalam keluarga mereka sendiri atau untuk menangani masalah-masalah yang berubah dari waktu ke waktu.
Konselor yang menangani masalah keluarga kadang-kadang berjuang dengan masalah etika saat ia harus memaksa anggota keluarga yang enggan berpartisipasi untuk memecahkan masalah keluarga. Sering anggota keluarga yang sibuk tersebut dapat dibujuk untuk datang paling tidak untuk satu pertemuan, dan waktu-waktu tersebut merupakan sarana untuk membujuknya memberikan komitmen lebih besar terhadap isu-isu dalam keluarga. Namun, sering juga konselor keluarga harus bekerjasama dengan anggota keluarga yang bersedia saja, karena menyadari bahwa menangani anggota keluarga yang terlalu sibuk dan tidak memiliki motivasi untuk terlibat akan lebih sulit.
3. Peran yang kurang jelas dari anggota keluarga.
Setiap keluarga menetapkan peran masing-masing anggotanya. Beberapa peran ini termasuk aktivitas; misalnya siapa yang akan membuang sampah keluar rumah, siapa yang mencatat keuangan, siapa yang memasak, atau siapa yang membawa anak-anak ke dokter gigi. Peran lain bersifat emosional; seperti beberapa anggota menjadi pemberi semangat, menjadi penghibur, pemecah masalah, atau penasihat masalah etika. Biasanya peran-peran dimulai perlahan-lahan di awal perkawinan tetapi kadang-kadang timbul konflik tentang siapa yang akan melakukan apa. Konflik ini akan meruncing jika masing-masing anggota memegang perannya secara kaku atau kalau ada kebingungan peran.
Ahli psikologi, Paul Vitz, akhir-akhir ini mengadakan penelitian ulang terhadap buku-buku pegangan yang digunakan di sekolah dasar. Pada hampir lima belas ribu halaman dari buku-buku yang ditelitinya tersebut tak satupun yang menyinggung tentang hal keagamaan dan gambaran tentang keluarga diberikan secara samar-samar. Salah satu dari buku pegangan itu mendefinisikan keluarga sebagai "sekelompok orang" dan di dalam buku-buku itu istilah "suami" atau "istri" tak pernah digunakan, istilah "perkawinan" hanya disinggung satu kali saja, istilah "ibu rumah tangga" tidak ditemukan, dan tidak disinggung satupun peran traditional gender (jenis kelamin) dalam keluarga secara jelas.
Keluarga memang sedang mengalami perubahan. Model keluarga lama dimana perempuan menikah sekali untuk selamanya kepada seorang pria, kemudian bekerja sama dengan pasangannya membesarkan dua atau tiga anak-anaknya, merupakan gambaran keluarga yang semakin jarang dilihat dalam kebudayaan kita sekarang ini. Lebih sering kita melihat keluarga dengan orangtua tunggal; ketidakstabilan perkawinan yang menjurus pada perceraian, pernikahan lagi (remarriage) dan pembentukan keluarga tiri; hubungan orangtua - anak yang terbalik dimana yang masih muda mengadopsi tingkah laku sebagai orangtua (memelihara, mendukung, atau merawat) dan orangtua berusaha menyenangkan anak-anaknya atau mencari persetujuan dari anaknya; koalisi orangtua - anak dimana masing-masing pasangan bersekutu dengan satu atau dua anak-anaknya untuk melawan pasangannya. atau hubungan orangtua - anak yang terlalu ikut campur sehingga orangtua terperangkap dalam aktivitas-aktivitas anak, urusan sekolah, dan gaya hidup anak. Jadi bukanlah hal yang mengherankan bila ada beberapa anggota keluarga, termasuk anak-anak, yang merasa bingung dengan peran yang harus dijalankannya dan tidak mampu berbuat apa-apa ketika krisis menciptakan tekanan, dan tak seorang pun tahu siapa yang seharusnya melakukan apa.
4. Kurangnya kestabilan lingkungan.
Masalah-masalah yang terjadi dalam keluarga kerap kali berasal dari luar rumah. Kita telah membahas tentang berbagai krisis, perubahan pandangan sosial tentang keluarga, dan tekanan pekerjaan yang membuat kekacauan di beberapa keluarga. Televisi telah merubah pola komunikasi dalam rumah tangga, karena menggantikan rasa kebersamaan, dan menyajikan banyak program yang memberikan gambaran negatif tentang keluarga. Selain itu ditambah dengan maraknya gerakan- gerakan, penggabungan perusahaan, kehilangan pekerjaan yang tidak diharapkan atau trend ekonomi yang membuat beberapa anggota keluarga terpaksa berada jauh dari keluarga mereka untuk bekerja. Hal lain yang menambah ketidakstabilan jika kedapatan adanya penyakit AIDS di anggota keluarga, keputusan dari satu anggota keluarga (seringkali adalah si ayah) untuk lari dan meninggalkan rumah, munculnya kekerasan dalam rumah tangga, penggunaan obat-obatan atau alkohol, atau adanya campur tangan keluarga mertua dan orang-orang lain yang dapat mengganggu kestabilan keluarga. 

source : keluargabesar.net

Bentuklah Pribadimu

- Tahukah kamu apa yang bisa menjadikan hidupmu sukses?
- Tahukah kamu dasar setiap perbuatanmu?
- Sudahkah anda yakin pada seriap hal yang kamu lakukan?
- Maukah kamu menemukan tujuan hidup mu?
- Maukah kamu selalu berhasil ?
- Siapkah kamu menjadi orang dewasa ?
- Maukah kamu menjadi orang yang mndiri ?
- Taukah kamu bagaimana agar memiliki sikap dan kepribadian yang baik ?
Berbagai pertanyaan kita ajukan ajukan kepada diri sendiri untuk mengetahui jawabannya. Nilai akhlak akan maembantu kamu untuk menemukan jari diri sendiri sebagai pribadi yang lebih terarah, bertujuan, mandiri, dan bertanggung jawab .
Bila kamu belum siap untuk hidup, bacalah artikel ini . Kamu akan terpukau betapa keberhasilan ini tersebar di setiap jalan yan ingin kamu lalui . Semuanya dengan satu rahasia : Nilai Akhlak
Saya yakin kalian semua sudah memasuki masa remaja alias masa akil baligh,maka kamu sudah harus bertanggung jawab atas semua yang kamu lakukan . Kamu tidak bisa lagi bertindak sembarangan alias bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu ,bisa-bisa membahayakan diri sendiri .
Setiap tindakan yang kamu lakukan akan membentuk diri mu. Karena itu , kamu harus serius memikirkan semuanya . Remaja, biasanya penuh semangat dan selalu ceria. Nah, semangat ini bila tidak diarahkan dan dikelola bisa membahayakan pembentukan diri dan membuat potensi mu kurang berkembang dengan baik .Yang terbaik adalah,kamu harus menemukan cara yang paling tepat untuk membentuk kepribadian yag paling eefektif untuk dirimu. Jangan sampai kamu salah langkah ,atau salah membentuk diri akhirnya itu akan berakibat kurang baik.
Menjadi Dewasa Itu Apa Sih?
Pasti kamu penasaran dengan jawabannya. Apa sih yang membedakan orang dewasa dan orang yang belum dewasa? Mengapa ada orang dewasa yang tidak dewasa sikapnya ? Apakah menjadi dewasa itu sulit ?Pasti banyak petanyaan yang muncul dalam otak mu mengenai masa dewasa yang sebentar lagi akan kamu jalani. Padahal menjalani masa remaja saja , kamu sudah pusing.

Gimana ya, caranya supaya bisa menjadi remaja yang ayik? Gimana caranya agar kamu memiliki sikap yang dewasa , agar hidup mu menjadi lebih baik dan menyenangkan ?Gimana pula caranya ,agar kamu nggak tumbuh menjadi orang dewasa yang membosankan ? Semua pertanyaan itu harus dijawab oleh dirimu sendiri.
Sebenarnya seperti apa sih,seharusnya kita berprilaku dan bersikap? Dalam islam ,prilaku di bahas dalam bahasa sendiri,yaitu dalam ilmu akhlak atau secara ilmu psikologi. Karena itu saya ,yang memiliki latar belakang ilmu psikologi islami, berusaha membahas kepribadian untuk remaja agar mereka tumbuh menjadi remaja yang punya kepribadian kinclong dan disukai oleh banyak orang.
Kepribadian dan sikapmu
Hidup menuntut kita untuk selalu berhati-hati ,namun pada saat yang sama, kita harus bisa bereaksi dan bertindak cepat.Memang hidup bukan rangkaian tragedi yang dipenuhi peristiwa ekstream. Kita tidak pernah tau apa yang akan terjadi di depan kita, besok atau mungkin beberapa detik dari sekarang. Setiap kita memang hidup dalam lingkuangan yang berbeda. Kita pun harus menghadapi kondisi masyarakat dengan tempramen yang berbeda-beda setiap harinya. Bagaimana seharusnya menghadapi orang lain ? Untuk menghetahui jawabannya , kita harus banyak belajar bersikap .Secara umum, sikap dan tindak tandukmu sehari-hari akan membentuk kepribadian mu . Bahkan , keberhasilan yang ingin kamu capai pun dipengaruhi oleh hal tersebut.
Belajar Bersikap
1. Jujur .  itu Satu-satunya kunci baersikap
2.Tidak Berprasangka …
3. Kata Hati Berbicara.. kata hatimu sesuai dengan apa yang kamu dengar. Itu membutuhkan kejujuran . Jangan takut. Kataa hatimu selalu benar.
4. Berprasangka baik . Itu akan membuat kamu merasa nyaman melakukan hal yang kamu yakini kebenarannya kapan pun dimana pun, bersama siapa pun.
5. Bila kamu yakin sesuatu itu tiak benar, jangan lakukan.Bila tetap dilakukan , berarti kamu tidak jujur pada dirimu sendiri.
6. Belajarlah tentang banyak hal. Kmau akan bisa membedakan yang salah dan yang benar. Pengetahuan akan membawa kamu pada kejujuran bersikap karena keyakinan diri itu sudah timbuh .
7. Keyakinan diri ditumbuhkan dengan pemahaman akan tujuan,cara ,niat, dan rasa percaya diri kamu, apap pun yang dikatakan orang tentangmu, kamu akan selalu kuat dan bisa menghadapinya dengan baik
8.Pecaya diri, yakin, waspada, sadar diri, dan penerimaan diri adalah beberapa hal yang merupakan buah dari keimanan. Buah keimanan ini harus selalu diisi, seperti baterai hidup yang terus menerus di charge. Di charge dengan sholat, dan ibadah wajib lainnya yang di perintahkan oleh Allah SWT. Lakukan itu semua dengan baik, maka kamu akan merasa sangat percaya diri.
9. Agar lebih pecaya diri dan keyakinan dirimu benar-benar tumbuh, pelajarillah Al-Qur’an dan hadist dan praktikkan dalam keseharian. Tanpa terasa , kamu akan menjadi orang yang sikap dan prilakunya bercahaya dan menerangi lingkunga. Mengapa bisa begitu? Karena,kamu benar. Karena kamu bersama sang Pemilik kebenaran . Allah SWT ..! Nah inilah kepercayaan diri yang asli.
Sikap adalah sesuatu yang muncul secara alami. Sikap adalah reaksi dan prilaku orang lain atau dari peristiwa yang kamu hadapi . Sikap terbentuk secara otomatis . Sikap kamu,mencerminkan sikap hati dan perasaan yang kamu rasakan . Sikap terbentuk melalui berbagai proses. Banyak komponen dalam pembentukan sikap, diantaranya, pengaruh orang lain dan pengaruh limgkungan. Selain itu , sikap juga di pengaruhi oleh evaluasi kamu terhadap suatu peristiwa dan pendapatmu mengenai peristiwa tersebut. Dengan memiliki sikap, kamu menjadi individu yang aktif.
Sikap adalah bahasan dalam psikologi sosial. Menurut ilmu ini, sikap kamu pasti di pengaruhi oleh unsur lingkungan di sekeliling mu. Atau, ada yang dominan di pengaruhi oleh orang tua atau orang lain yang dianggap signifikan sifatnya . Adajuga sistem nilai yang kamu percayai, yang pastinya akan berpengaruh pada tindak tanduk dan prilakumu. Sikap kamu itu terbentuk melalui interaksi sosial , perbuatan juga akan memberi pengaruh dalamkonteks sosial. Mas yarakat juga dapat memberi pengaruh pada prilakumu. Contohnya, media massa dapat mempengaruhi pemikiran dan prilaku orang secara sosial dalam skala massif.
Karena itu, kita harus memilih prilaku kita . Tak hanya untuk diri kita sendiri , tapi juga lebih sering demi kebaikan bersama. Perilaku sehari-hari akan membentuk sikap dan memperkokoh sifat mu . Bila kamu berusaha memperbaiki prilaku , hasilnya akan tampak dengan latihan dan pembelajaran .
Melatih Prilaku Sosial  
Perilaku berasal dari budaya. Budaya menghasilkan kebiasaan bertindak-tanduk. Bagaimana kita harus berprilaku ? Caranya, dengan menghetahui penghetahuan umum dan aturan tata krama . Bagaimana kita harus menyesuaikan diri ? Yaiutu dengan mencoba mengerti dan memahami situasi sosial dimana kita berada. Dari pengertian dan pemahaman sosial, kita akan memiliki kepekaan atau sensifitas dalam berprilaku .
Perilaku kita harus disesuaikan dengan situasi sosial. Semakin rumit tingkat sosial yang harus dihadapi, semakin tinggi atauran berprilaku. Pebedaan budaya juga menumbuhkan perbedaan dalam aturan berprilaku. Untuk bisa berprilaku dengan tepat, kamu harus belajar beberapa aturan utama dalam berprilaku , terutama di lingkungan sosial budaya yang mementingkan tata prilaku dan aturan .
Belajar  Berprilaku
Dalam berprilaku , kita harus memiliki tolok ukur atau teladan. Dalam  bahasa Ingris , hal ini biasa dikatakan sebagai benchmarking atau membuat tolok ukur. Benchmarking adalah strategi baru dalam psikologi dan management di mana seorang memilki seorang tokoh yang menjadi tolok ukur keberhasilannya. Saat telah mencapai prestasi yang sama seperti teladannya, ia pun menaikan tolok ukurnya lebih tinggi lagi,agar prestasinya selalu meningkat.
Sebagai Muslim, benchmark kita sudah jelas ,yaitu Nabi Muhammad serta para sahabatnya , yang laki dan yang perempuan. Dengan adanya tolok ukur yang jelas, Muslimin memiliki keseragaman dalam menilai perilaku satu sama lain. Di mana pun seorang Muslin berada , patokan yang sama tersebut dapat memperkecil kesalahpahaman dalam bertindak dan berprilaku. Ini adalah sebuah berkah yang sangat bagus. Selain memperoleh pedoman berprilaku yang bagus, dengan mempelajari kehidupan Nabi Muhammad dan para sahabat, kita juga bisa memperoleh berbagai teladan dalam hal prestasi keilmuan telah jarang ditemui pada zaman ini.
Benchmark adalah tolok ukur, Kita bisa menempatkan tolok ukur untuk target yang ingin kita capai. menggunakan tolok ukur akan mempermudah kita dalam mempelajari suatu sifat baik yang diinginkan,dan akan mempermudah kita dalam mendalami dan menjadikannya sebagai bagian dari sifat dan karakter kita.
Rumusan benchmarking tidak sembarangan , tapi memadukan berbagai unsur yang ada di dalam diri untuk membantu mengenbangkan diri dan kepribadian secara komprehensif dengan mengaktifkan berbagai potensi yang kita miliki secara menyeluruh .
Rumusan tersebut disingkat menjadi MATAHARI
Model acuan
Analisa kekuatan
Tangani kelemahan
Aktual dan realitas
Hati tenang
Akal matang
Rasio seimbang
Intelektual berkembang
Rumusan ini akan kita gunakan untuk membentuk kepribadian agar menjadi lebih baik dan mampu memunculkan teladan yang terbaik berprilaku. Inspirasi rumusan MATAHARI ini datang dari kepribadian Nabi Muhammad yang sering di puji sebagai kepribadian Qurani dan menerangi serta menjadi conto bagi para sahabatnya.

Tidak Merokok Tidak Gaul ???

Bener ga sih kalo rokok itu bisa merusak tubuh kita? Tapi yang jadi pertanyaan, kenapa masih banyak orang yang gemar merokok. Bagi para remaja merokok adalah hal yang gaul. Kalo kamu ga ngerokok berarti ga gaul. Katanya sih gitu!!!! Bagi kalian para perokok aktif masikah anda bisa berfikir demikian setelah melihat dampak merokok?
 
Apa itu rokok?
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain.
Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru - parutau serangan jantung (walapun pada kenyataanya itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi).
Menurut informasi yang ada berikut ini adalah perkembangan rokok di dunia. Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku bangsa Indian di Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad 16, Ketika bangsa Eropa menemukan benua Amerika, sebagian dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan kemudian membawa tembakau ke Eropa. Kemudian kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa. Tapi berbeda dengan bangsa Indian yang merokok untuk keperluan ritual, di Eropa orang merokok hanya untuk kesenangan semata-mata. Abad 17 para pedagang Spanyol masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan merokok mulai masuk negara-negara Islam.
Tiga zat utama yang ada pada rokok adalah Nikotin (terdapat pada daun tembakau), karbon monoksida [CO] (terdapat pada asap rokok) CO dapat menyerobot oksigen dalam tubuh sehingga jantung terpaksa bekerja lebih keras, Tar (komponen pada asap rokok) bahan ini dapat berasal dari daun tembakau ataupun dari zat yang ditambahkan pada tembakau saat pemrosesan. Tar bersifat Karsinogen yaitu dapat menyebabkan kanker.
Selain, berkontribusi merusak keseimbangan alam dengan gas hasil pembakaran tidak sempurnanya yaitu karbon monoksida (CO), mereka juga menularkan berbagai risiko kesehatan terhadap jutaan orang yang tidak bersalah (perokok pasif). Apalagi perokok hanya menghirup 15% asapnya sedangkan 85% dihirup perokok pasif. Hasilnya, diperkirakan seorang perokok aktif dapat membunuh 200 ribu orang perokok pasif dalam satu tahun (WHO, 2007). Jujur aja, saya tidak suka jika ada orang yang merokok didekat saya (maaf bagi para perokok), selain asap yang menyesakan dada asap rokok juga dapat mempengaruhi kesehatan saya.
Peningkatan harga dan cukai rokok akan memberi manfaat pada ekonomi dan kesehatan (berkurangnya konsumsi rokok). Tapi, fakta membuktikan cukai rokok di Indonesia tergolong rendah. Cukai rokok di Indonesia saat ini hanya 37% sedangkan Jepang (61%), China (40%), India (72%), Thailand (75%), Malaysia (49-57%), Philipina (64-49%), dan Vietnam (45%). Selain rendah, secara konsepsional peruntukkannya pun menyimpang. Cukai rokok Indonesia mengalir ke kas APBN untuk dana pembangunan, bukan untuk mengendalikan barang yang dikenai cukai, yaitu rokok. Hal ini menyimpang dari formula universal bahwa cukai adalah “pajak dosa” (sin tax), sehingga sekian persen dari cukai seharusnya dialokasikan untuk mengendalikan bahaya rokok (earmarking tax).
Banyak oramg yang masa bodo dengan kesehatannya, mereka mengganggap kalo udah waktunya mati ya mati. Tapi anggapan itu bisakah diubah? Bukankah kita diciptakan sebagai manusia diharapkan bisa menjaga semua pemberian Tuhan kepada kita?
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Copyright © BAGANAL - All Rights Reserved
Template Craeted by : Agoengsang
Proudly Powered by Blogger